Senin, 10 Oktober 2016

TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

A.     MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.model pembelajarn mengacu ada pendekatan pembelajaran yang akan digunaka,termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,tahapan-tahapan dalam  kegiatan  pembelajaran,lingkungan pembelajaran  dan pengelolaan kelas (Arends,1997:7).
Dalam penelitian ini yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mengambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan  pengalaman nbelajar  untuk mencapai tujuan belajar.fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman  bagi perancang pembelajaran  dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi  yang akan diajarkan,tujuan yang dicapai dalam pembelajaran tersebut,serta tingkat kemampuan  peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan  atau pola  yang dapat kita gunakan untuk mendasari pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukn material/perangkatpembelajaran termasuk di idalamnya buku-buku,film-film,tipe-tipe,program-program media computer,dan kurikulum (nsebagai kursus untuk belajar).Setiap model mengarahkan kita untuk mendisain pembelajaran yang dapat  membantu siswa  untuk mencapai berbagai tujuan.
Berdasarka urain di atas ,model pembelajaran   adalah konseptual  yang melukiskan prosedur sistematik  dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi  sebagai pedoman  bagi perancang pembelajaran dan para guru  dalam merancangkan  dan melaksanakan pembelajaran.
Arends (2001) menyeleksi enam macammodel pengajaran  yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar.
Fungsi model pembelajaran disini adalah sebagai pedoman perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajara.setiap model memerlukan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang bereda.tujuan yang  dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegitan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa  ( LKS )



B.      Model Pembelajaran Terpadu

Menurut  Joni, T. R     (1996:3),pembelajaran trpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa,secara individual maupun kelompok,aktif mencari,menggali dan menemukan konsep serta prinsip  keilmuan secara holistic,bermakna,dan otentik.Pembelajaran terpadu akan terjadi  apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran.
Senada dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto (2000:   9), pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk (2001:   3), pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu knsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang meliatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lin yng mereka pahami.
Pemblajaran terpadu aka terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topic merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif didalam eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplrasi topic diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema.
1.Prinsip Dasar Pembelajaran Terpdu
Menurut Ujang Sukandi, dkk (2001:    109), pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran terpadu harusmendukun pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal.
Secara umum prinsip-prinsippembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi: (1) prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan, (3) prinsip evaluasi dan (4) prinsip reaksi.



a.      Prinsip Penggalian Tema
Prinsip pengglian merupakan prinsip utam (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpung tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam panggilan tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan.
1)      Tema hendaknya tidak terlalu luas
2)      Tema harus bermakna
3)      Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
4)      Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
6)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevensi)
7)      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbagkan sumber belajar.
b.      Prinsip Pengelolan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluran proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Oleh sebab menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1)      Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar
2)      Pemberian tanggung –jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
3)      Guru perlu mengkombinasi terhadap ide-ide yan terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.       Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini untuk melaksanakan evalusi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain:
(1)   Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/self assesment) di samping bentuk evaluasi lainnya.
(2)   Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d.      Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Pentingnya Pembelajaran Terpadu
 Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain:
a.      Dunia anak adalah dunia nyata
b.      Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa /obyek lebih terorganisir.
c.       Pembelajaran akan lebih bermakna.
d.      Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri.
e.      Memperkuat kemampuan yang diperoleh
f.        Efisiensi waktu
Pembelajaran terpadu dalam kenyataannya memiliki beberapa kelebihan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut :
1) pengalaman dan kegiatan anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3) kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahanlama.
4) keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5) kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak.
6) keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Di samping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. (Depdiknas,2000:2).
C. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1999:6), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu : holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala isi.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep.
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal.

D. Langkah-Langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi (Prabowo, 2000:6).
Dengan demikian sintaks pembelajaran terpadu dapat bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.
Sedangkan menurut Hadisubroto (2000:  21), dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: menemukan tujuan, menentukan materi/media, menyusun skenario KBM, dan menemukan evaluasi.
 1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Jenis Mata Pelajaran dan Jenis Keterampilan yang dipadukan
karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan oleh Fogarty (1991:28), untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social skill).
b. Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
langkah ini akan engarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c. Menentukan Sub Keterampilan yang dipadukan
secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thingking skills), keterampilan sosial (social skills), dan keterampilan mengorganisasi (organizer skills), yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
d. Merumuskan Indikator Hasil Belajar
berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indikator
e. Menentukan Langkah-langkah pembelajaran
langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksaan pembelajaran terpadu, pertama, guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri; kedua, pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok; dan ketiga, guru perlu mengakomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam prosesperencanaanepdiknas(1996:6).
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996:  6), hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
(1) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainny.
(2) guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Sementara itu menurut Prabowo (2000), langkah-langkah (sintaks) pembelajaran terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sedikit perbedaan yakni sebagai berikut :
a. Tahap Perencaan
b. Langkah yang ditempuh guru
c. Tahap Pelaksanaan
d. Evaluasi   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar