TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN
TERPADU
A.
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.model pembelajarn mengacu ada pendekatan
pembelajaran yang akan digunaka,termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran,tahapan-tahapan dalam
kegiatan pembelajaran,lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas
(Arends,1997:7).
Dalam penelitian ini yang dimaksud model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mengambarkan prosedur sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman
nbelajar untuk mencapai tujuan
belajar.fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.Pemilihan
model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan,tujuan yang dicapai dalam
pembelajaran tersebut,serta tingkat kemampuan
peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang dapat kita gunakan untuk mendasari pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukn
material/perangkatpembelajaran termasuk di idalamnya
buku-buku,film-film,tipe-tipe,program-program media computer,dan kurikulum
(nsebagai kursus untuk belajar).Setiap model mengarahkan kita untuk mendisain
pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
Berdasarka urain di atas ,model pembelajaran adalah konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancangkan dan melaksanakan pembelajaran.
Arends (2001) menyeleksi enam macammodel
pengajaran yang sering dan praktis
digunakan dalam mengajar.
Fungsi model pembelajaran disini adalah
sebagai pedoman perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajara.setiap model memerlukan system pengelolaan dan lingkungan belajar
yang bereda.tujuan yang dicapai meliputi
aspek kognitif (produk dan proses) dari kegitan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa ( LKS )
B. Model
Pembelajaran Terpadu
Menurut
Joni, T. R
(1996:3),pembelajaran trpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa,secara individual maupun kelompok,aktif mencari,menggali dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistic,bermakna,dan otentik.Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau
eksplorasi topik/tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran.
Senada dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto
(2000: 9), pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang
studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk (2001: 3), pengajaran terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata
pelajaran dalam satu tema.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu knsep dapat
dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang meliatkan beberapa
bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan
bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lin yng mereka pahami.
Pemblajaran terpadu aka terjadi jika kejadian
yang wajar atau eksplorasi suatu topic merupakan inti dalam pengembangan
kurikulum. Dengan berperan secara aktif didalam eksplorasi tersebut, siswa akan
mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu
yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai
pemacu dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik.
Dalam eksplrasi topic diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran
berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok
yang terkait dalam tema.
1.Prinsip
Dasar Pembelajaran Terpdu
Menurut Ujang
Sukandi, dkk (2001: 109), pembelajaran
terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang
beragam dari beberapa materi pelajaran.
Pengajaran
terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling
terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema
secara bermakna.
Pengajaran
terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi
sebaliknya pembelajaran terpadu harusmendukun pencapaian tujuan pembelajaran
yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam
satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan dan pengetahuan awal.
Secara umum
prinsip-prinsippembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi: (1) prinsip
penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan, (3) prinsip evaluasi dan (4) prinsip
reaksi.
a. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip pengglian merupakan prinsip utam
(fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpung
tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan
demikian dalam panggilan tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa
persyaratan.
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas
2) Tema harus bermakna
3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan psikologis anak
4) Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian
besar minat anak
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevensi)
7) Tema yang dipilih hendaknya juga
mempertimbagkan sumber belajar.
b. Prinsip Pengelolan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila
guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluran proses. Artinya, guru harus
mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses
pembelajaran. Oleh sebab menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan
pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1) Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi
pembicaraan dalam proses belajar mengajar
2) Pemberian tanggung –jawab individu dan
kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama
kelompok
3) Guru perlu mengkombinasi terhadap ide-ide yan
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c. Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam
setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat hasilnya apabila tidak dilakukan
evaluasi. Dalam hal ini untuk melaksanakan evalusi dalam pembelajaran terpadu,
maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain:
(1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi diri (self
evaluation/self assesment) di samping bentuk evaluasi lainnya.
(2) Guru perlu mengajak para siswa untuk
mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum
tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran.
2. Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara
lain:
a. Dunia anak adalah dunia nyata
c. Pembelajaran akan lebih
bermakna.
d. Memberi peluang siswa
untuk mengembangkan kemampuan diri.
e. Memperkuat kemampuan yang
diperoleh
f.
Efisiensi waktu
Pembelajaran terpadu dalam kenyataannya memiliki beberapa
kelebihan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), pembelajaran
terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut :
1) pengalaman dan kegiatan anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3) kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat
bertahanlama.
4) keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5) kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak.
6) keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Di samping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam
suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu
memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
(Depdiknas,2000:2).
C. Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1999:6), pembelajaran terpadu sebagai
suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu : holistik,
bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari
segala isi.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep.
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lainnya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip
dan yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna
tercapainya hasil belajar yang optimal.
D. Langkah-Langkah
(Sintak) Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajaran
terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang
meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
evaluasi (Prabowo, 2000:6).
Dengan demikian sintaks pembelajaran terpadu dapat
bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa sintaks dalam
pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran yang
dikenal dengan istilah setting atau
merekonstruksi.
Sedangkan menurut Hadisubroto (2000: 21), dalam merancang pembelajaran terpadu
sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: menemukan
tujuan, menentukan materi/media, menyusun skenario KBM, dan menemukan evaluasi.
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Jenis Mata Pelajaran dan Jenis Keterampilan yang dipadukan
karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini.
Seperti contoh diberikan oleh Fogarty (1991:28), untuk jenis mata pelajaran
sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social skill).
b. Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
langkah ini akan engarahkan guru untuk menentukan sub
keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam
suatu unit pembelajaran.
c. Menentukan Sub Keterampilan yang dipadukan
secara umum keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi
keterampilan berpikir (thingking skills),
keterampilan sosial (social skills), dan
keterampilan mengorganisasi (organizer skills), yang masing-masing terdiri
atas sub-sub keterampilan.
d. Merumuskan Indikator Hasil Belajar
berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang
telah dipilih dirumuskan indikator
e. Menentukan Langkah-langkah pembelajaran
langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap
sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksaan pembelajaran
terpadu, pertama, guru hendaknya
tidak menjadi single actor yang
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajar mandiri; kedua, pemberian tanggung jawab individu
dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama
kelompok; dan ketiga, guru perlu
mengakomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam prosesperencanaanepdiknas(1996:6).
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario
langkah-langkah pembelajaran. Menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model
pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu.
Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran
dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan
Nasional (1996: 6), hendaknya
memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
(1) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainny.
(2) guru perlu mengajak para
siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan
kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Sementara itu menurut Prabowo (2000), langkah-langkah
(sintaks) pembelajaran terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah
baru dengan ada sedikit perbedaan yakni sebagai berikut :
a. Tahap Perencaan
b. Langkah yang ditempuh guru
c. Tahap Pelaksanaan
d. Evaluasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar