MAKALAH
Kepemimpinan Kepala Sekolah ,
Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................... 2
BAB
I Pendahuluan
........................................................................ 3
Latar
Belakang ................................................................................
3
Tujuan
............................................................................................
3
BAB
II Pembahasan
......................................................................... 5
A. TINJAUAN TEORETIK ....................................................................
5
B.
KEPEMIMPINANKUNCIKEBERHASILANKEPALASEKOLAH............... 8
C. Tanggung Jawab Pembinaan Kepala Sekolah...............................
12
BAB
III Penutup
...............................................................................
13
Kesimpulan
......................................................................................
13
Saran
................................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bekat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah , Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya”.
Makalah ini
berisikan tentang informasi mengenai menjadi kepala sekolah profesioanal
sehingga segala tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan menjadi
pemimpin yang baik sehingga dapat menjadi contohh yang baik.
Diharapkan Makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua sebagai calon guru SD tentang
bagaimana menjadi kepala sekolah profesional.
Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar manajemen Pendidikan
Dr. Deitje Solang , M.si, keluarga dan semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati segala usaha kita.
Tomohon 26 Mei, 2015
Kenny Titjo
Kenny Titjo
BAB
1
Pendahuluan
a. latar belakang
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik,
sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sabab itu kepala
sekolah yang berhasil, yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para
individu yang ada di dalam lingkungan sekolah, harus memahami dan menguasai
peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu.
Untuk membantu kepala sekolah di dalam mengorganisasikan
sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoritis,
seperti konsepsi klasik tentang struktur organisasi, hieraki, kewibawaan dan
mekanisme demi pencapaian, koordinasi di lingkungan sekolah. Kepala sekolah
juga perlu memahami teori organisasi formal yang akan bermanfaat untuk
menggambarkan (decipt) hubungan kerja
sama antara struktur dan hasil (outcomes)
sebuah sekolah.
Di samping itu para kepala sekolah dapat memahami,
mengantisipasikan dan memperbaiki konflik yang terjadi di lingkungan sekolah,
kepala sekolah perlu mempelajari teori dimensi sistem sosial (social system theory), kepala sekolah
diharapkan agar mampu untuk melakukan analisis terhadap kehidupan informal
sekolah dan iklim atau suasana organisasi sekolah.
Dengan memahami macam-macam teori tersebut, akan sangat
bermanfaat bagi para kepala sekolah di dalam memperbaiki organisasi dan
operasionalisasi sekolah. Studi keberhasilan sekolah menunjukan bahwa kepala
sekolah adalah orang yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh sebab itu,
dikatakan pula bahwa keberhasialn sekolah, adalah sekolah yang memiliki
pemimpin yang berhasil (effective
leaders) dan pemimpin sekolah adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang
yang memiliki harapan tinggi terhadap staf dan para siswa, pemimpin sekolah
adalah meraka yang banyak mengetahui tentang tugas-tugas mereka,dan yang
menentukan susasana untuk sekolah mereka.
b. Tujuan
Ada empat macam tujuan utama buku kepemimpinan kepala sekolah
, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mendasar
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan makna kepemimpinan.
2. Kepala sekolah dan calon kepala
sekolah makin menyadari bahwa jabatan kepala sekolah bukan jabatan yang
bersifat teknis pengajaran.
3. Memotivasi kepada para sekolah dan
calon kepala sekolah.
4. Dapat membantu program-program
pelatihan kepala sekolah dan calon kepala sekolah sebagai salah satu sumber
atau referensi materi kepemimpinan kepala sekolah.
BAB
II
Pembahasan
A. TINJAUAN
TEORETIK
Beberapa studi kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan
hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat
seolah-olah kepemimpinan dipeksa menghadapi berbagai macam faktor seperti:
struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan , dan kondisi lingkungan organisasi.
Sebaliknya, kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat
penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang menimpa suatu
organisasi.
Dalam hal ini kepemimpinan dapat berperan di dalam melindungi
beberapa isu pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti: distribusi
kekuasaan yang menjadi penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai
macam sumber, prosedur yang dianggap buruk (archaic
procedure), dan sebagainya yaitu problem-problem organisasi yang lebih
bersifat mendasar.
Demikianlah esensi salah satu pendapat yang diungkap[kan oleh
Richard H. Hall melalui bukunya yang berjudul organizations: Structure and Process, mengapa perlu dan banyak
terdapat studi tentang kepemimpinan pada masa-masa lalu. Suatu kenyataan bahwa
dalam situasi tertentu kepemimpinan dirasakan penting, bahkan amat penting (critical).
Oleh karena peranan sentral kepemimpinan dalam organisasi
tersebut , diensi-dimensi kepemimpinan dalam organisasi tersebut,
dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji
secara terkoordinasi, sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara
efektif. Dimensi-dimensi tersebut adalah definisi apa yang dimaksud
kepemimpinan, berbagai macam studi tentang kepemimpinan, tugas dan fungsi
kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan, serta usaha-usaha memperbaiki
kepemimpinan.
1. Definisi
dan Hakikat Kepemimpinan
Difinisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri
suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan, sempat menimbulkan selisih
pendapat di antara para pakar. Di satu pihak berpendapat membicarakan definisi
akan sungguh-sungguh merupakan maut, tetapi definisi tentangsuatu pokok
persoalan diperlukan.
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat
definisi suatu pokok pembicaraan (subject
matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan, tetapi satu pendekatan yang
memiliki alasan kuat, tampil bahwa definisi, memberikan satu landasan pemahaman
fenomena untuk dipelajari.
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat,
perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan
kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi
dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
2.
Pendekatan Studi Kepemimpinan
Kepemimpinan telah dipelajari melalui berbagai cara yang
berbeda-beda, tergantung pada konsepsi kepemimpinan dan pilihan metodologi para
penelitinya. Sehingga studi kepemimpinan hanya memperlakukan atau dihadapkan
pada satu aspek yang sempit, seperti pengaruh bawahan atau sifat-sifat pribadi,
atau perilaku yang satu sama lain dijadikan sasaran studi tanpa mengaitkan satu
sama lain yang sebenarnya merupakan satu rangkaian persoalan dibidang
kepemimpinan.
Oleh Fred E. Fiedler dan Martin M. Chamers, dalam kata
pengantar bukunya yang berjudul Leadership
and Effective Management dikemukakan, bahwa persoalan utama kepemimpinan
secara kasar dapat dibagi kedalam tiga pertanyaan pokok, yaitu:
a. bagaimana
seseorang dapat menjadi seorang pemimpin
b. bagaimana
para pemimpin itu berperilaku
c. apa yang
membuat pemimpin itu berhasil
Menurut
James M.Liphans et.al.melalui bukunya yang berjudul The Principalship-concepts, competencies, and cases, ada empat
macam pendekatan historis mengenai analisis kepemimpinan, yaitu:
a.
pendekatan psikologis
b.
pendekatan situasional
c.
pendekatan perilaku
d.
pendekatan kontigensi
3. Proses
Pengaruh Timbal-Balik di dalam Kepemimpinan
Inti kepemimpinan adalah memperngaruhi orang lain atau
bawahan, tanpa bawahan pemimpin tidak akan ada. Tetapi proses pengaruh antara
pemimpin dan bawahan tidak searah.
Pemimpin mempengaruhi bawahan, tetapi bawahan juga mempunyai
beberapa pengaruh terhadap pemimpin.
Ada beberapa sumber pengaruh dari para pemimpin dan sumber
pengaruh dari bawahan.
Sumber pengaruh atau kewibawaan pada pemimpin menurut French
dan Raven berasal dari legitemate,
coersive, reward, expert, dan refent. Atau secara singkat pengaruh pemimpin
terhadap bawahan pada dasarnya seperti yang dikemukakan Amitai Etzione mengalir
dari position dan personal power, yaitu pengaruh yang
bersumber pada kedudukan, dan atau kepribadian pemimpin.
Pengaruh bawahan terhadap pemimpin disebut kewibawaan
tandingan (counter power). Kewibawaan
bawahan ini akan membantu sebagai pengendali pemakaian kewibawaan pemimpin.
Sebenarnya sumber utama counter
power bawahan adalah ketergantungan pemimpin terhadap bawahan itu sendiri.
Ketergantungan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Para pemimpin diberikan
kesempatan untuk melaksanakan pengaruhnya berdasarkan pada keahlian, daya tarik
dan status yang legalistik. Tetapi kewibawaan pemimpin tersebut akan cepat
lenyap apabila pemimpin gagal dalam memberikan kepuasan terhadap harapan dan
kebutuhan bawahan.
Oleh sebab itu, agar para pemimpin tetap dapat bertahan
menguasai kedudukan kepemimpinan bentuk dasar yang paling penting dari
ketergantungan tersebut adalah terwujudnya kebutuhan untuk memberikan kepuasan para
bawahan.
4. Fungsi
Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan adalah bagian
dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan definisi tentang
kepemimpinan itu sendiri.
Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan menarik perhatian
para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang
berbeda-beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang melakukan penelitian.
Masing-masing hasil penelitian berdiri sendiri tidak saling
terkait sesuai dengan latar belakang konsep yang dimiliki oleh para pakar.
5.
Keberhasilan Kepemimpinan
Konsep keberhasilan kepemimpinan sama halnya konsep
kepemimpinan, berbeda-beda dari penulis ke penulis. Keberhasilan kepemimpinan
pada hakikatnya berkaitan dengan tingkatkepedulian seorang pemimpin terlibat
terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) dan
pembinaan terhadap organisasi (organizational
maintenance).
Organizational
achievment maintenance, mencakup: produksi, pendanaan, kemampuan adaptasi dengan program-program
inovatif, dan sebaginya.
Sedang Organizational
Maintenance, berkaitan dengan variabel kepuasan bawahan, motivasi dan
semangat kerja.
Dengan demikian, tingkat perubahan organizational achievment dan tingkat Organizational Maintenance merupakan indikator yang dapat dipakai
untuk menilai keberhasilan suatu kepemimpinan.
6.
Memperbaiki Kepemimpinan
Kegiatan penelitian yang ekstensif terhadap keberhasilan
kepemimpinan mempunyai implikasi yang penting terhadap para pelaksana
kepemimpinan.
Ada tiga macam pendekatan untuk memperbaiki kepemimpinan
masing-masing yaitu:
a. seleksi
b. pelatihan
c. rekayasa situasi
kecuali ketiga pendekatan tersebut, dapat dimasukkan sebagai
pendekatan yang keempat, yaitu pengembangan organisasi atau juga sekedar
dianggap sebagai variasi dari pelatihan.
B. KEPEMIMPINAN KUNCI KEBERHASILAN
KEPALA SEKOLAH
a. Kepala sekolah sebagai pejabat
formal
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui
dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal kepemimpinan
formal terjadi apabiala di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam
organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui
proses seleksi. Sedang kepemimpinan informal terjadi, dimana kedudukan pemimpin
dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh
terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang
dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi
kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
Berdasarkan rumusan Schermerhorn tersebut, pengertian
orang-orang ditunjuk atau dipilih elalui proses, berarti bahwa untuk mengisi
jabatan kepemimpinan formal harus dilaksanakan melalui proses yang didasarkan
atas kriteria-kriteria tertentu yang menjadi bahan pertimbangan, seperti: latar
belakang pengalaman atau pendidikan, pangkat, usia dan integritas atau harga
diri. Dalam kepemimpinan formal dengan jelas dapat pula dilihat tugas atas
tanggung jawab, masa jabatan, pembinaan karier dan sebagainya.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi
oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang
diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta
persyaratan-persyaratan tertentu seperti: latar belakang pendidikan,
pengalaman, usia, pangkat, dan integritas.
Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat
formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan
atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai
pejabat atau pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai pendekatan:
pengangkatan, pembinaan, tanggung jawab, dan teori H. Mintzberg.
1.
Pengangkatan
Sebagai pejabat formal pengangkatan seorang kepala sekolah
harus didasarkan atas prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku. Prosedur
dan peraturan-peraturan yang berlaku dirancang dan ditentukan oleh suatu unit
yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia. Dalam hal ini perlu
ada kerja sama pula dengan unit-unit yang berkaitan dengan pengelolaan dan
penyelenggaraan sekolah.
2. Pembinaan
Selama menduduki jabatan kepala sekolah, dalam rangka
pembinaan kepada para kepala sekolah selaku pejabat formal.
3.Tugas dan
Tanggung Jawab
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai
tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau
lingkungan terkait, dan kepada bawahan.
1) Kepada
Atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai
atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya
yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan.
2) Kepada
Bawahan
Kepala sekolah berkewajiban
menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf, dan siswa,
sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.
b. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
dan Manajer Pendidikan
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan
seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi
tersebut, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi yang ditetakan.
Karena itu, kepal sekolah sebagai seorang yang bertugas
membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikanyang telah
ditentukan harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi segala kegiatan. Tugas
demikian tidak lain adalah tugas supervisi disamping itu juga terkandung beban
tugas-tugas manajemen.
Jadi kepala sekolah di samping berperan sebagai supervisor
adalah juga manajer.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan
sekaligus sebagai pemimpin sekolah perlu memilih penggunaan manajemen
pendidikan disekolah yang demokratis ini karena dengan demikian kepala sekolah
akan banyak dibantu dengan datangnya banyak saran-saran yang berharga dari anak
buahnya(para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih
pikiran-pikiran yang terbaik yang berasal dari guru.
c. Kepala Sekolah sebagai Seorang
Pemimpin
1. Definisi
atau konsepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci
untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan, kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti kepemimpinan
pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada
bawahan.
2. fungsi
kepemimpinan kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam
praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan
fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
1) Dalam kehidupan sehari-hari kepala
sekolah akan dihadapkan akan sikap para guru.
2) Sugesti atau saran sangat diperlukan
oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas.
3) Dalam mencapai tujuan setiap
organisasi.
4) Kepala sekolah akan berperan sebagai
katalisator.
5) Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan
setiap orang baik secara individu maupun kelompok.
6) Seorang kepala sekolah selaku
pemimpin akan menjadi pusat perhatian.
7) Kepala sekolah pasa hakikatnya adalah
sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.
8) Setiap orang dalam keidupan organisasi
baik secara pribadi maupun kelompok.
3.
Permasalahan dan usaha mengatasinya
Bagian-bagian integral kepemimpinan kepala sekolah secara
jelas telah diuraikan seperti tugas dan fungsi: penampilan pemimpin kepala
sekolah spesifikasi jabatan kepala kepemimpinan kepala sekolah, kualitas, calon
kepala sekolah, profil kepala sekolah, dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi kepala sekolah.
Tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan konflik dengan baik, bahkan tanpa pengalaman yang memadai bisa
salah langkah, dan justru terlibat dalam konflik tersebut, kepala sekolah arus
melatih diri dalam tiga hal, yakni :
1) Mengelola waktu
Sebagai kepala sekolah yang profesional, anda harus berlati membiasakan
diri mengelola waktu sedemikian rupa, agar seluruhh tugas dapat diselesaikan
secara profesional, tepat waktu dan tepat sasaran termasuk bagaimana berbagai
rasa dengan para wakil di sekolah, dan dengan anggota keluarga dirumah.
2) Mengembangkan Energi
Kepala sekolah harus tetap menjaga wibawa, sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya. Dalam hal ini kepala sekolah profesional harus berlatih mengembangkan
energi yang positif untuk menumbuhkan kreatifitas diri, stabilitas emosi, dan
keajegan spiritual.
3) Memecahkan masalah
Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai penyagga di sekolanya, harus
menyerap dan memahami penderitaan serta masalah yang dialami oleh tenaga
kependidikan agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik.
C. Tanggung Jawab Pembinaan Kepala
Sekolah
a. Program Pengajaran pada Pendidikan
Dasar
Program pengajaran yang mencakup susunan mata pelajaran,
penjatahan waktu, dan penyebarannyan di setiap kelas dan satuan pendidikan.
a) Isi Program Pengajaran
Kurikulum pendidikan
dasar disusun untuk mencapai tujuan pendidikan dasar, dan merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
b) Susunan Program Pengajaran Pendidikan
Dasar
1. Program Kurikuler
Menurut
jenis-jenis mata pelajaran, serta penjatahan waktu masing-masing mata
pelajaran.
2. Program
Ekstrakulikuler
Adalah
kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
b. Pembinanan Kesiswaan
Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang
lain, menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program
pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan
individu para siswa.
Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh
sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di
dalam proses belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah.
c. Pembinaan Staf
Yang dimaksud dengan staf adalah sekelompok sumber daya
manusia yang bertugas membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah,
terdiri dari para guru, laboran, pustakawan dan sekelompok sumber daya manusia
yang bertugas sebagai tenaga administrasi.
Guru atau tenaga pendidik, ialah sekelompok sumber daya
manusia yang ditugasi untuk membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta
didik, mereka adalah tenaga pengajar, tenaga pendidik yang secara khusus
diangkat dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
BAB
III
Kesimpulan
a. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil studi di atas, menegaskan betapa penting kualitas kepemimpinan kepala
sekolah di dalam mencapai keberhasilan suatu skolah. Terhadap seluruh sekolah yang
berhasil orang akan selalu menunjuk bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah
kunci keberhasilan.
Penguasaan
teori kepemimpinan tentu saja merupakan sumbangan besar bagi para kepala
sekolah. Studi historis untuk menganalisis kepemimpinan seperti pendekatan
psikologis, pendekatan situasi, pendekatan perilaku, dan pendekatan kontigensi
perlu ditanamkan kepada para kepala sekolah, sehingga mampu meningkatkan
kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang dirasakan penting sekali (crusial) demi berhasilnya sekolah yang
dipimpinnya.
Kepemimpinan
adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, ole beab itu kemampuan
memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi
b. Saran
Kepala
sekolah sebagai pemimpin harus mampu menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh
semangat dan percaya diri para bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing
dan memberikan bimbingan dan mengarhkan para bawahan serta memberikan dorongan,
memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai
tujuan.
Demikianlah
betapa pentingnya peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam mencapai keberhasilan
sekolah.
Daftar
Pustaka
Wahjosumidjo
(2007) Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suryosubroto
B, Drs., (2004) Manajemen Pendidikan Di
Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyasa
E, Drs., (2005) Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar