Senin, 10 Oktober 2016

Makala Kepemimpinan Kepala Sekolah , Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya


MAKALAH 
Kepemimpinan Kepala Sekolah , Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya



DAFTAR ISI


KATA  PENGANTAR ......................................................................... 2
BAB I  Pendahuluan ........................................................................ 3
Latar Belakang ................................................................................ 3
Tujuan ............................................................................................ 3

BAB II  Pembahasan ......................................................................... 5
A. TINJAUAN TEORETIK .................................................................... 5
B. KEPEMIMPINANKUNCIKEBERHASILANKEPALASEKOLAH............... 8
C.  Tanggung Jawab Pembinaan Kepala Sekolah............................... 12

BAB III  Penutup ............................................................................... 13
Kesimpulan ...................................................................................... 13
Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR  PUSTAKA............................................................................. 14



KATA PENGANTAR



       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bekat dan  karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini  tepat pada waktunya yang berjudul “
Kepemimpinan Kepala Sekolah , Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai menjadi kepala sekolah profesioanal sehingga segala tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan menjadi pemimpin yang baik sehingga dapat menjadi contohh yang baik.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua sebagai calon guru SD tentang bagaimana menjadi kepala sekolah profesional.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar manajemen Pendidikan Dr. Deitje Solang , M.si, keluarga dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.


Tomohon 26 Mei, 2015

                               
                                Kenny Titjo






BAB 1
Pendahuluan

a. latar belakang
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sabab itu kepala sekolah yang berhasil, yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di dalam lingkungan sekolah, harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu.
Untuk membantu kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoritis, seperti konsepsi klasik tentang struktur organisasi, hieraki, kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian, koordinasi di lingkungan sekolah. Kepala sekolah juga perlu memahami teori organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (decipt) hubungan kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah.
Di samping itu para kepala sekolah dapat memahami, mengantisipasikan dan memperbaiki konflik yang terjadi di lingkungan sekolah, kepala sekolah perlu mempelajari teori dimensi sistem sosial (social system theory), kepala sekolah diharapkan agar mampu untuk melakukan analisis terhadap kehidupan informal sekolah dan iklim atau suasana organisasi sekolah.
Dengan memahami macam-macam teori tersebut, akan sangat bermanfaat bagi para kepala sekolah di dalam memperbaiki organisasi dan operasionalisasi sekolah. Studi keberhasilan sekolah menunjukan bahwa kepala sekolah adalah orang yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh sebab itu, dikatakan pula bahwa keberhasialn sekolah, adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil (effective leaders) dan pemimpin sekolah adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap staf dan para siswa, pemimpin sekolah adalah meraka yang banyak mengetahui tentang tugas-tugas mereka,dan yang menentukan susasana untuk sekolah mereka.

b. Tujuan
Ada empat macam tujuan utama buku kepemimpinan kepala sekolah , yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mendasar tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan makna kepemimpinan.
2. Kepala sekolah dan calon kepala sekolah makin menyadari bahwa jabatan kepala sekolah bukan jabatan yang bersifat teknis pengajaran.
3. Memotivasi kepada para sekolah dan calon kepala sekolah.
4. Dapat membantu program-program pelatihan kepala sekolah dan calon kepala sekolah sebagai salah satu sumber atau referensi materi kepemimpinan kepala sekolah.



BAB II
Pembahasan

A. TINJAUAN TEORETIK
   Beberapa studi kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan dipeksa menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan , dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang menimpa suatu organisasi.
Dalam hal ini kepemimpinan dapat berperan di dalam melindungi beberapa isu pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti: distribusi kekuasaan yang menjadi penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam sumber, prosedur yang dianggap buruk (archaic procedure), dan sebagainya yaitu problem-problem organisasi yang lebih bersifat mendasar.
Demikianlah esensi salah satu pendapat yang diungkap[kan oleh Richard H. Hall melalui bukunya yang berjudul organizations: Structure and Process, mengapa perlu dan banyak terdapat studi tentang kepemimpinan pada masa-masa lalu. Suatu kenyataan bahwa dalam situasi tertentu kepemimpinan dirasakan penting, bahkan amat penting (critical).
Oleh karena peranan sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut , diensi-dimensi kepemimpinan dalam organisasi tersebut, dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi, sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif. Dimensi-dimensi tersebut adalah definisi apa yang dimaksud kepemimpinan, berbagai macam studi tentang kepemimpinan, tugas dan fungsi kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan, serta usaha-usaha memperbaiki kepemimpinan.
1. Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Difinisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan, sempat menimbulkan selisih pendapat di antara para pakar. Di satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh merupakan maut, tetapi definisi tentangsuatu pokok persoalan diperlukan.
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan, tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat, tampil bahwa definisi, memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari.
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
2. Pendekatan Studi Kepemimpinan
Kepemimpinan telah dipelajari melalui berbagai cara yang berbeda-beda, tergantung pada konsepsi kepemimpinan dan pilihan metodologi para penelitinya. Sehingga studi kepemimpinan hanya memperlakukan atau dihadapkan pada satu aspek yang sempit, seperti pengaruh bawahan atau sifat-sifat pribadi, atau perilaku yang satu sama lain dijadikan sasaran studi tanpa mengaitkan satu sama lain yang sebenarnya merupakan satu rangkaian persoalan dibidang kepemimpinan.
Oleh Fred E. Fiedler dan Martin M. Chamers, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul Leadership and Effective Management dikemukakan, bahwa persoalan utama kepemimpinan secara kasar dapat dibagi kedalam tiga pertanyaan pokok, yaitu:
a. bagaimana seseorang dapat menjadi seorang pemimpin
b. bagaimana para pemimpin itu berperilaku
c. apa yang membuat pemimpin itu berhasil
Menurut James M.Liphans et.al.melalui bukunya yang berjudul The Principalship-concepts, competencies, and cases, ada empat macam pendekatan historis mengenai analisis kepemimpinan, yaitu:
a. pendekatan psikologis
b. pendekatan situasional
c. pendekatan perilaku
d. pendekatan kontigensi
3. Proses Pengaruh Timbal-Balik di dalam Kepemimpinan
Inti kepemimpinan adalah memperngaruhi orang lain atau bawahan, tanpa bawahan pemimpin tidak akan ada. Tetapi proses pengaruh antara pemimpin dan bawahan tidak searah.
Pemimpin mempengaruhi bawahan, tetapi bawahan juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap pemimpin.
Ada beberapa sumber pengaruh dari para pemimpin dan sumber pengaruh dari bawahan.
Sumber pengaruh atau kewibawaan pada pemimpin menurut French dan Raven berasal dari legitemate, coersive, reward, expert, dan refent. Atau secara singkat pengaruh pemimpin terhadap bawahan pada dasarnya seperti yang dikemukakan Amitai Etzione mengalir dari position dan personal power, yaitu pengaruh yang bersumber pada kedudukan, dan atau kepribadian pemimpin.
Pengaruh bawahan terhadap pemimpin disebut kewibawaan tandingan (counter power). Kewibawaan bawahan ini akan membantu sebagai pengendali pemakaian kewibawaan pemimpin.
Sebenarnya sumber utama counter power bawahan adalah ketergantungan pemimpin terhadap bawahan itu sendiri. Ketergantungan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Para pemimpin diberikan kesempatan untuk melaksanakan pengaruhnya berdasarkan pada keahlian, daya tarik dan status yang legalistik. Tetapi kewibawaan pemimpin tersebut akan cepat lenyap apabila pemimpin gagal dalam memberikan kepuasan terhadap harapan dan kebutuhan bawahan.
Oleh sebab itu, agar para pemimpin tetap dapat bertahan menguasai kedudukan kepemimpinan bentuk dasar yang paling penting dari ketergantungan tersebut adalah terwujudnya kebutuhan untuk memberikan kepuasan para bawahan.
4. Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan definisi tentang kepemimpinan itu sendiri.
Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan menarik perhatian para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang berbeda-beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang melakukan penelitian.
Masing-masing hasil penelitian berdiri sendiri tidak saling terkait sesuai dengan latar belakang konsep yang dimiliki oleh para pakar.
5. Keberhasilan Kepemimpinan
Konsep keberhasilan kepemimpinan sama halnya konsep kepemimpinan, berbeda-beda dari penulis ke penulis. Keberhasilan kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan tingkatkepedulian seorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) dan pembinaan terhadap organisasi (organizational maintenance).
Organizational achievment maintenance, mencakup: produksi, pendanaan, kemampuan adaptasi dengan program-program inovatif, dan sebaginya.
Sedang Organizational Maintenance, berkaitan dengan variabel kepuasan bawahan, motivasi dan semangat kerja.
Dengan demikian, tingkat perubahan organizational achievment dan tingkat Organizational Maintenance merupakan indikator yang dapat dipakai untuk menilai keberhasilan suatu kepemimpinan.
6. Memperbaiki Kepemimpinan
Kegiatan penelitian yang ekstensif terhadap keberhasilan kepemimpinan mempunyai implikasi yang penting terhadap para pelaksana kepemimpinan.
Ada tiga macam pendekatan untuk memperbaiki kepemimpinan masing-masing yaitu:
a. seleksi
b. pelatihan
c. rekayasa situasi
kecuali ketiga pendekatan tersebut, dapat dimasukkan sebagai pendekatan yang keempat, yaitu pengembangan organisasi atau juga sekedar dianggap sebagai variasi dari pelatihan.

B. KEPEMIMPINAN KUNCI KEBERHASILAN KEPALA SEKOLAH
a. Kepala sekolah sebagai pejabat formal
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal kepemimpinan formal terjadi apabiala di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedang kepemimpinan informal terjadi, dimana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
Berdasarkan rumusan Schermerhorn tersebut, pengertian orang-orang ditunjuk atau dipilih elalui proses, berarti bahwa untuk mengisi jabatan kepemimpinan formal harus dilaksanakan melalui proses yang didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu yang menjadi bahan pertimbangan, seperti: latar belakang pengalaman atau pendidikan, pangkat, usia dan integritas atau harga diri. Dalam kepemimpinan formal dengan jelas dapat pula dilihat tugas atas tanggung jawab, masa jabatan, pembinaan karier dan sebagainya.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan integritas.
Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai pendekatan: pengangkatan, pembinaan, tanggung jawab, dan teori H. Mintzberg.
1. Pengangkatan
Sebagai pejabat formal pengangkatan seorang kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku. Prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia. Dalam hal ini perlu ada kerja sama pula dengan unit-unit yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.
2. Pembinaan
Selama menduduki jabatan kepala sekolah, dalam rangka pembinaan kepada para kepala sekolah selaku pejabat formal.
3.Tugas dan Tanggung Jawab
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan.
1) Kepada Atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan.
2) Kepada Bawahan
Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf, dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.
b. Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Manajer Pendidikan
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dari definisi tersebut, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang ditetakan.
Karena itu, kepal sekolah sebagai seorang yang bertugas membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikanyang telah ditentukan harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi segala kegiatan. Tugas demikian tidak lain adalah tugas supervisi disamping itu juga terkandung beban tugas-tugas manajemen.
Jadi kepala sekolah di samping berperan sebagai supervisor adalah juga manajer.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus sebagai pemimpin sekolah perlu memilih penggunaan manajemen pendidikan disekolah yang demokratis ini karena dengan demikian kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datangnya banyak saran-saran yang berharga dari anak buahnya(para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran-pikiran yang terbaik yang berasal dari guru.                                                                                                                                                                                                                                               
c. Kepala Sekolah sebagai Seorang Pemimpin
1. Definisi atau konsepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan, kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti kepemimpinan pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
2. fungsi kepemimpinan kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
1)      Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan akan sikap para guru.
2)      Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas.
3)      Dalam mencapai tujuan setiap organisasi.
4)      Kepala sekolah akan berperan sebagai katalisator.
5)       Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara individu maupun kelompok.
6)      Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian.
7)      Kepala sekolah pasa hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.
8)      Setiap orang dalam keidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok.
3. Permasalahan dan usaha mengatasinya
Bagian-bagian integral kepemimpinan kepala sekolah secara jelas telah diuraikan seperti tugas dan fungsi: penampilan pemimpin kepala sekolah spesifikasi jabatan kepala kepemimpinan kepala sekolah, kualitas, calon kepala sekolah, profil kepala sekolah, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepala sekolah.
Tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan baik, bahkan tanpa pengalaman yang memadai bisa salah langkah, dan justru terlibat dalam konflik tersebut, kepala sekolah arus melatih diri dalam tiga hal, yakni :
1)      Mengelola waktu
Sebagai kepala sekolah yang profesional, anda harus berlati membiasakan diri mengelola waktu sedemikian rupa, agar seluruhh tugas dapat diselesaikan secara profesional, tepat waktu dan tepat sasaran termasuk bagaimana berbagai rasa dengan para wakil di sekolah, dan dengan anggota keluarga dirumah.
2)      Mengembangkan Energi
Kepala sekolah harus tetap menjaga wibawa, sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini kepala sekolah profesional harus berlatih mengembangkan energi yang positif untuk menumbuhkan kreatifitas diri, stabilitas emosi, dan keajegan spiritual.
3)      Memecahkan masalah
Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai penyagga di sekolanya, harus menyerap dan memahami penderitaan serta masalah yang dialami oleh tenaga kependidikan agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik.

C. Tanggung Jawab Pembinaan Kepala Sekolah
a. Program Pengajaran pada Pendidikan Dasar
Program pengajaran yang mencakup susunan mata pelajaran, penjatahan waktu, dan penyebarannyan di setiap kelas dan satuan pendidikan.
a)      Isi Program Pengajaran
Kurikulum pendidikan dasar disusun untuk mencapai tujuan pendidikan dasar, dan merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
b)      Susunan Program Pengajaran Pendidikan Dasar
1. Program Kurikuler
Menurut jenis-jenis mata pelajaran, serta penjatahan waktu masing-masing mata pelajaran.
2. Program Ekstrakulikuler
Adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
b. Pembinanan Kesiswaan
Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang lain, menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu para siswa.
Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar mengajar, melainkan juga di dalam kegiatan sekolah.
c. Pembinaan Staf
Yang dimaksud dengan staf adalah sekelompok sumber daya manusia yang bertugas membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah, terdiri dari para guru, laboran, pustakawan dan sekelompok sumber daya manusia yang bertugas sebagai tenaga administrasi.
Guru atau tenaga pendidik, ialah sekelompok sumber daya manusia yang ditugasi untuk membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta didik, mereka adalah tenaga pengajar, tenaga pendidik yang secara khusus diangkat dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.     


BAB III
Kesimpulan

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi di atas, menegaskan betapa penting kualitas kepemimpinan kepala sekolah di dalam mencapai keberhasilan suatu skolah. Terhadap seluruh sekolah yang berhasil orang akan selalu menunjuk bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kunci keberhasilan.
Penguasaan teori kepemimpinan tentu saja merupakan sumbangan besar bagi para kepala sekolah. Studi historis untuk menganalisis kepemimpinan seperti pendekatan psikologis, pendekatan situasi, pendekatan perilaku, dan pendekatan kontigensi perlu ditanamkan kepada para kepala sekolah, sehingga mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang dirasakan penting sekali (crusial) demi berhasilnya sekolah yang dipimpinnya.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, ole beab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi

b. Saran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing dan memberikan bimbingan dan mengarhkan para bawahan serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.
Demikianlah betapa pentingnya peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam mencapai keberhasilan sekolah.



Daftar Pustaka


Wahjosumidjo (2007) Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suryosubroto B, Drs., (2004) Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyasa E, Drs., (2005) Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar