Minggu, 09 Oktober 2016

HASIL OBSERVASI MENGENAI MASALAH-MASALAH YANG DI HADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS #3


 
HASIL OBSERVASI
MENGENAI MASALAH-MASALAH YANG DI HADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS
Di susun oleh :
Nama : KENNY CH TITJO
Nim : 12 310 585
Kelas : 3b
Dosen pengajar : Rommy Mongdong S.Pd, M.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DASAR/PGSD
2013

 
Bab 1
Pendahuluan


A.    Latar Belakang

Mengajar (teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.

Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik

1
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.

Makalah ini didasarkan atas hasil observasi dan membahas kendala-kendala, masalah-masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran IPS di selolah dasar kelas tinggi dan cara penaggulangannya (solusi) sehingga dapat  terciptanya pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.




B.    Rumusan Masalah

1.     Menjelaskan pengertian observasi, sekolah, kelas, guru, dan pembelajaran IPS
2.     Apa media yang digunakan guru yang cocok dengan pembelajaran IPS?
3.     Apakah fasilitas di sekolah tersebut sudah memadai?
4.     Apa dan bagaimana metode pembelajarannya?
5.     Apa saja kendala-kendala dan mesalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran?
6.     Bagaimana proses pembelajarannya?



Bab 2
Pembahasan



A.    Pengertian observasi, sekolah, kelas, peserta didik, guru, dan pembelajaran IPS

1.     Observasi

Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.

Peneliti mengobservasi guru dalam kegiatan pembelajaran IPS, sehingga dapat dilihat kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Di samping itu peneliti juga memperoleh data tentang keaktifan peserta didik, serta mengamati lingkungan di sekolah yang kondusif atau dapat mendukung pembelajaran IPS baik dari situasi dan kondisi hingga sarana dan prasarana yang tersedia.

2.     Sekolah

sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak. tujuan dari sekoalah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa .Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara, tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Sekolah yang di observasi ini pada sekolah SD N 2 Tataaran yang berlokasi di Tataaran 2 Tondano Selatan. Sekolah ini pernah menjadi sekolah RSBI dan banyak mendapatkan gelar sebagai sekolah berprestasi dan banyak memiliki siswa-siswi.

3.     Kelas
Kelas dalam pendidikan memiliki sejumlah arti terkait. Kelas dapat berarti sekelompok murid yang menghadapi pelajaran ataupun kuliah tertentu di perguruan tinggi, sekolah, maupun lembaga pendidikan. Kelas juga bisa merujuk pada kegiatan belajar-mengajar itu sendiri: kelas dalam drama-drama karya William Shakespeare. Kelas dapat pula berupa sekelompok murid di tingkatan yang sama dalam sebuah institusi: kelas satu; ataupun sekelompok murid yang lulus dari lembaga tersebut di saat yang sama: kelas 2005 (bandingkan alumnus/i). Kelas dapat pula merujuk ke ruangan, bangunan, atau wahana di mana pelajaran diajarkan.
Observasi mata pelajaran IPS di kelas tinggi di Sekolah Dasar negeri 2 Tataaran dilakukan di kelas 6.


4.     Peserta Didik
Peserta didik menurut Rohani (2004 : 1) mengandung sifat yang umum yaitu bisa siswa/ mahasiswa, dan lebih bersifat aktif serta bersifat memanusiakan. Dan peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan. Oleh karena itu kondisi dan perkembangan peserta didik jangan sampai terlupakan oleh guru.
Dilihat dari pendekatan sosial peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Agar pada waktunya nanti mampu melaksanakan peranannya dalam dunia kerja dandapat menyesuaikan diri dalam masyarakat. Dalam situasi inilah nilai-nilai sosialyang terbaik dapat ditanamkan (Hamalik, 2005 : 7). Hal itu dapat dicapai melaluipembelajaran IPS.
Siswa – siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Tataaran dengan jumlah siswa 32 orang, laki-laki 16 dan perempuan 16

5.     Guru

Menurut Sudirman (2006 : 125) “guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang ditugaskan  secara formal untuk mengasuh mata pelajaran IPS baik yang berlatar belakang pendidikan sosial maupun tidak.
Guru kelas yang ditugaskan dalam pembelajaran IPS di kelas 6 yang saya observasi yaitu Nelvi Warouw S.Pd dan guru ini telah meraih gelar sarjana pendidikan dan telah menjadi guru selama sembilan belas tahun. Ia sudah mengikuti pelatihan guru sertifikasi.
6. Pembelajaran IPS
IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: Geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, politik. Depdikbud (1994 : 103), IPS yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah.

B.     Media pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Di sekolah SD N 2 Tataaran sudah memiliki banyak media pembelajaran yang tersedia khususnya teknologi pembantu pembelajaran yang cocok dan bisa digunakan untuk membantu proses pembelajaran yaitu Leptop dan LCD. Dengan kemajuan IPTEK memudahkan dalam proses pembelajaran dengan gaya yang khas membuat siswa lebih menarik sehingga membuat siswa lebih mengerti dan paham apa yang diajarkan guru, terdapat gambar dan gaya yang menarik juga memudahkan guru dalam pembelajaran. Tapi sisi negatifnya dengan berbagai gaya dan gambar akan membuat siswa hanya memperhatikan gambarnya saja dan gurupun nantinya akan terlalu dimanjakan atas media pembelajarannya.

C.    Fasilitas sekolah

Berbicara fasilitas yang menunjang keberhasilan pendidikan dalam proses belajar mengajar berarti menyangkut sarana dan prasarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Undang- undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 dinyatakan sebagai berikut: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidiakan sesuai dengan pertumbuhhan perkembangan potensi fisik,kecerdasan intelektual,sosial,emosional,dan kejiwaan peserta didik “. dari konsep diatas jelas dapat kita sebut bahwa ternyata sarana dan prasarana syarat mutlak yang harus ada baik sebagai kelengkapan pendidikan formal maupun nonformal yang sangat dibutuhkan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
      
Sarana dan Prasarana
               Secara otimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/ tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan sebagainya. Sarana merupakan alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Ada juga perbedaan pandangan mengenai sarana yaitu keputusan menteri P dan K No. 079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar yaitu: (a) bangunan dan perabot sekolah, (b) alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium, (c) media pendidikan (Daryanto, 2005 : 51)
               Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah akan mendukung proses belajar mengajar. Demikian juga sebaliknya jika sarana dan prasarana tidak memadai maka akan menghambat proses belajar mengajar. Bangunan-bangunan sekolah yang rusak atau atap yang bocor misalnya, sudah tentu akan membuat belajar mengajar menjadi tidak nyaman. Guru dan pihak sekolah harus tetap memperhatikan komponen sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran yang efektif.
Fasilitas dari sekolah SD N 2 Tataaran sudah cukup baik tapi masih kurang dalam ruangan baik ruangan kelas yang membuat ada kelas yang masuk siang maupun laboratorium dan perpustakaan yang belum ada.

D.    Metode pembelajarannya

Pengertian metode pembelajaran dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya. Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Metode atau model yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS yaitu group and fastigasi. Untuk pembelajaran sains yang menarik guru mengunakan semua metode yang cocok untuk pembelajaran IPS, tapi lebih kepada group dalam metode. Group memiliki kekurangan yaitu siswa akan lebih banyak bermain dari pada belajar juga banyak yang akan tidak aktif dalam proses pembelajaran.

E.     Kendala-kendala dan mesalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran

Pengertian Masalah Pembelajaran• Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain• “Pembelajaran ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.• “Masalah pembelajaran adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran yaitu:  Kurangnya buku cetak IPS, siswa-siswa yang terlalu banyak bermain dan kurangnya kesadaran dari orang tua. Lewat kendala dan masalah ini dapat menghambat dan menggangu juga memperlambat proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajarannya tidak atau lama tercapai oleh beberapa faktor penghambat ini.

F.     Proses pembelajaran

Pengertian proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.
Pembelajaran mempunyai arti yang mirip dengan pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak sama. Pada konteks pendidikan, seorang guru mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek kognitif, serta bisa mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan ketrampilan atau aspek psikomotor seseorang murid.
Proses pembelajaran sudah dapat berjalan dengan  baik karena aspek-aspek penghambat terbesar sudah banyak tertutupi. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat waktu.



Bab 3

Penutup


A. Kesimpulan

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

B. Saran

Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya faktor-faktor pendukung tertentu seperti keahlian guru yang memadai dan strata pendidikan guru, guru yang menyenagkan agar siswa tertarik dan lebih ingin belajar, media yang digunakan benar-benar cocok dan guru pula masi terlibat agar siswa semua aktif dalam pembelajaran, fasilitas dan sarana prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran yaitu datangnya dari pemerintah dan lewat kekurangan sarana prasarana bagaimana sekolah lebih mandiri dan kreatif untuk menciptakan fasilitas yang memadai, lingkungan belajar yang menarik untuk menarik minat belajar siswa, yang memadai dan segala kendala dan masalah yang ada datangnya darimanapun dapat jalan keluarnya hingga proses pembelajarannya dapat berjalan dengan baik serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik juga guru dan orang tua.

Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar