HASIL OBSERVASI
MENGENAI MASALAH-MASALAH
YANG DI HADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS
Di susun oleh :
Nama
: KENNY CH TITJO
Nim
: 12 310 585
Kelas
: 3b
Dosen
pengajar : Rommy Mongdong S.Pd, M.Pd
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI
MANADO
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
DASAR/PGSD
2013
Bab
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mengajar (teaching)
dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara
berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar belajar.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan
atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan
pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali
guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga
interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif.
Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas
pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk
bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami
sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik
juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki
yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan
teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka
proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Guru memiliki peran
yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru
hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat
perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat
pembelajaran yang tepat.
Upaya ini tentu
menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
1
minat dan perhatian
siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu
(pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.
Makalah ini didasarkan
atas hasil observasi dan membahas kendala-kendala, masalah-masalah yang
dihadapi guru dalam proses pembelajaran IPS di selolah dasar kelas tinggi dan
cara penaggulangannya (solusi) sehingga dapat
terciptanya pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya,
sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan
pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan
pengertian observasi, sekolah, kelas, guru, dan pembelajaran IPS
2. Apa media yang
digunakan guru yang cocok dengan pembelajaran IPS?
3. Apakah fasilitas di
sekolah tersebut sudah memadai?
4. Apa dan bagaimana
metode pembelajarannya?
5. Apa saja
kendala-kendala dan mesalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran?
6.
Bagaimana
proses pembelajarannya?
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian observasi,
sekolah, kelas, peserta didik, guru, dan pembelajaran IPS
1. Observasi
Istilah
observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik
ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks
laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Peneliti mengobservasi guru dalam kegiatan pembelajaran IPS, sehingga dapat dilihat kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Di samping
itu peneliti juga memperoleh data tentang keaktifan peserta didik, serta mengamati
lingkungan di sekolah yang kondusif atau dapat mendukung pembelajaran IPS baik dari situasi dan kondisi
hingga sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Sekolah
sekolah adalah tempat didikan bagi anak
anak. tujuan dari sekoalah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk
menjadi anak yang mampu memajukan bangsa .Sekolah adalah sebuah lembaga
yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki
sistem
pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini,
siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara,
tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak
muda
dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Sekolah yang di observasi ini pada sekolah
SD N 2 Tataaran yang berlokasi di Tataaran 2 Tondano Selatan. Sekolah ini
pernah menjadi sekolah RSBI dan banyak mendapatkan gelar sebagai sekolah
berprestasi dan banyak memiliki siswa-siswi.
3. Kelas
Kelas dalam pendidikan memiliki sejumlah
arti terkait. Kelas dapat berarti sekelompok murid yang menghadapi pelajaran ataupun kuliah tertentu
di perguruan tinggi, sekolah, maupun lembaga pendidikan. Kelas
juga bisa merujuk pada kegiatan
belajar-mengajar itu sendiri: kelas dalam drama-drama karya William Shakespeare. Kelas dapat pula berupa
sekelompok murid di tingkatan yang sama dalam sebuah institusi: kelas satu;
ataupun sekelompok murid yang lulus dari lembaga tersebut di saat yang sama:
kelas 2005 (bandingkan alumnus/i). Kelas dapat
pula merujuk ke ruangan, bangunan, atau wahana di mana
pelajaran diajarkan.
Observasi mata pelajaran IPS di kelas tinggi di
Sekolah Dasar negeri 2 Tataaran dilakukan di kelas 6.
4.
Peserta Didik
Peserta didik menurut Rohani (2004 : 1) mengandung sifat yang umum yaitu bisa siswa/ mahasiswa, dan lebih bersifat aktif serta bersifat
memanusiakan. Dan peserta didik merupakan
suatu komponen masukan dalam sistem
pendidikan yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan. Oleh karena itu kondisi dan perkembangan peserta didik jangan sampai
terlupakan oleh guru.
Dilihat dari pendekatan sosial peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih
baik. Agar pada waktunya nanti mampu
melaksanakan peranannya dalam dunia kerja dandapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat. Dalam situasi inilah nilai-nilai sosialyang terbaik dapat
ditanamkan (Hamalik, 2005 : 7). Hal itu dapat dicapai melaluipembelajaran IPS.
Siswa – siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Tataaran dengan
jumlah siswa 32 orang, laki-laki 16 dan perempuan 16
5. Guru
Menurut Sudirman (2006 : 125) “guru adalah salah satu komponen manusiawi
dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan”. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang ditugaskan secara formal untuk mengasuh mata pelajaran IPS baik yang
berlatar belakang pendidikan sosial maupun tidak.
Guru kelas yang ditugaskan dalam
pembelajaran IPS di kelas 6 yang saya observasi yaitu Nelvi Warouw S.Pd dan
guru ini telah meraih gelar sarjana pendidikan dan telah menjadi guru selama
sembilan belas tahun. Ia sudah mengikuti pelatihan guru sertifikasi.
6. Pembelajaran IPS
IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: Geografi,
ekonomi, sejarah, antropologi, politik. Depdikbud (1994 : 103), IPS yang
diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi,
dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah.
B. Media pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran
/ pelatihan.
Sedangkan
menurut Briggs (1977) media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National
Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak
maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Di sekolah SD N
2 Tataaran sudah memiliki banyak media pembelajaran yang tersedia khususnya
teknologi pembantu pembelajaran yang cocok dan bisa digunakan untuk membantu
proses pembelajaran yaitu Leptop dan LCD. Dengan kemajuan IPTEK memudahkan
dalam proses pembelajaran dengan gaya yang khas membuat siswa lebih menarik
sehingga membuat siswa lebih mengerti dan paham apa yang diajarkan guru,
terdapat gambar dan gaya yang menarik juga memudahkan guru dalam pembelajaran.
Tapi sisi negatifnya dengan berbagai gaya dan gambar akan membuat siswa hanya
memperhatikan gambarnya saja dan gurupun nantinya akan terlalu dimanjakan atas
media pembelajarannya.
C. Fasilitas sekolah
Berbicara fasilitas
yang menunjang keberhasilan pendidikan dalam proses belajar mengajar berarti
menyangkut sarana dan prasarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
dan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Undang- undang sisdiknas nomor 20
tahun 2003 pasal 45 ayat 1 dinyatakan sebagai berikut: “Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidiakan sesuai dengan pertumbuhhan perkembangan potensi
fisik,kecerdasan intelektual,sosial,emosional,dan kejiwaan peserta didik “. dari konsep diatas jelas dapat kita sebut bahwa
ternyata sarana dan prasarana syarat mutlak yang harus ada baik sebagai
kelengkapan pendidikan formal maupun nonformal yang sangat dibutuhkan bagi
peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Sarana dan Prasarana
Secara otimologis (arti
kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya:
lokasi/ tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan sebagainya. Sarana merupakan alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Ada juga perbedaan pandangan mengenai sarana yaitu keputusan menteri P dan K No. 079/ 1975, sarana pendidikan
terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar yaitu: (a) bangunan dan perabot sekolah, (b) alat pelajaran yang
terdiri dari pembukuan dan alat-alat peraga
dan laboratorium, (c) media pendidikan (Daryanto, 2005 : 51)
Sarana dan prasarana
yang tersedia di sekolah akan mendukung proses belajar mengajar. Demikian juga sebaliknya jika
sarana dan prasarana tidak memadai maka akan menghambat proses belajar mengajar. Bangunan-bangunan sekolah yang rusak atau atap yang bocor misalnya,
sudah tentu akan membuat belajar mengajar menjadi tidak nyaman. Guru dan
pihak sekolah harus tetap memperhatikan komponen sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran yang efektif.
Fasilitas dari sekolah SD N 2
Tataaran sudah cukup baik tapi masih kurang dalam ruangan baik ruangan kelas
yang membuat ada kelas yang masuk siang maupun laboratorium dan perpustakaan
yang belum ada.
D. Metode
pembelajarannya
Pengertian
metode pembelajaran dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Sagala, S.
(2003:169) mengemukakan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru
dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan
pelajaran pada khususnya. Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan metode adalah
cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Metode atau
model yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS yaitu group and fastigasi.
Untuk pembelajaran sains yang menarik guru mengunakan semua metode yang cocok
untuk pembelajaran IPS, tapi lebih kepada group dalam metode. Group memiliki
kekurangan yaitu siswa akan lebih banyak bermain dari pada belajar juga banyak
yang akan tidak aktif dalam proses pembelajaran.
E. Kendala-kendala dan
mesalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran
Pengertian Masalah Pembelajaran• Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain• “Pembelajaran
ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan.• “Masalah pembelajaran adalah suatu
kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan”.
Kendala-kendala dan masalah-masalah yang
dihadapi guru dalam pembelajaran yaitu:
Kurangnya buku cetak IPS, siswa-siswa yang terlalu banyak bermain dan
kurangnya kesadaran dari orang tua. Lewat kendala dan masalah ini dapat
menghambat dan menggangu juga memperlambat proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajarannya tidak atau lama tercapai oleh beberapa faktor penghambat ini.
F. Proses pembelajaran
Pengertian proses pembelajaran yaitu suatu proses
interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar
supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat
dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa
belajar secara baik.
Pembelajaran mempunyai arti yang mirip dengan
pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak sama. Pada konteks
pendidikan, seorang guru mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai isi
pelajaran sehingga memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek
kognitif, serta bisa mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan
ketrampilan atau aspek psikomotor seseorang murid.
Proses pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik karena aspek-aspek penghambat terbesar
sudah banyak tertutupi. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
dan tepat waktu.
Bab
3
Penutup
A. Kesimpulan
Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan
oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran.
Pada
hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang
bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana
proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik,
kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan
prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
B.
Saran
Untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta
upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan
proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan
suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya faktor-faktor
pendukung tertentu seperti keahlian guru yang memadai dan strata pendidikan
guru, guru yang menyenagkan agar siswa tertarik dan lebih ingin belajar, media
yang digunakan benar-benar cocok dan guru pula masi terlibat agar siswa semua
aktif dalam pembelajaran, fasilitas dan sarana prasarana yang memadai untuk
proses pembelajaran yaitu datangnya dari pemerintah dan lewat kekurangan sarana
prasarana bagaimana sekolah lebih mandiri dan kreatif untuk menciptakan
fasilitas yang memadai, lingkungan belajar yang menarik untuk menarik minat
belajar siswa, yang memadai dan segala kendala dan masalah yang ada datangnya
darimanapun dapat jalan keluarnya hingga proses pembelajarannya dapat berjalan
dengan baik serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik juga guru
dan orang tua.
Upaya-upaya
yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi
dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi
dapat dicapai dengan maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar