Pengertian Strategi, Metode , dan Pendekatan Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan
peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana
kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun
kual¬itasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun
tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk
melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Sanjaya Wina (2007) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara fundamental. istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Sanjaya Wina (2007) istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar-mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit di balik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakan strategi yang satu dari strategi yang lain secara fundamental. istilah lain yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi
pembelajaran.
• Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
• Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu..
• Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
• Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran berbeda dengan desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan dan pesan unik), sedang-kan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibuat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan belajar, baik dalam arti efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin dicapai berdasarkan rumusan tujuan pendidikan yang utuh, di samping penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-mengajar dan mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain instruksional.
Ceramah, diskusi, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata, penggunaan nara sumber, dan lain-lainnya merupakan metode, teknik dan alat yang menjadi bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan sesuatu strategi pembelajaran. Juga harus dicatat bahwa dalam peristiwa pembelajaran, seringkali harus dipergunakan lebih dari satu stra-tegi, karena tujuan-tujuan yang akan dicapai juga biasanya kait-mengait satu dengan yang lain dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang lebih umum.
Agar tidak bias dalam mendefinisikan strategi pembelajaran, dibutuhkan pemahaman terhadap pengertian-pengertian lain yang mirip dengan strategi pembelajaran yang selalu digunakan seperti model, pendekatan, strategi, metode dan teknik. Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa, namun dalam bahan perkuliahan ini akan diuraikan perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran,Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatanyang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan gurudan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ituadalah sesuatu set materi dan prosesdur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
• Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
• Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
• Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu..
• Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
• Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran berbeda dengan desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan dan pesan unik), sedang-kan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibuat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan belajar, baik dalam arti efek instruksional maupun efek pengiring, yang ingin dicapai berdasarkan rumusan tujuan pendidikan yang utuh, di samping penguasaan teknis di dalam mendesain sistem lingkungan belajar-mengajar dan mengimplementasikan secara efektif apa yang telah direncanakan di dalam desain instruksional.
Ceramah, diskusi, bermain peran, LCD, video-tape, karya wisata, penggunaan nara sumber, dan lain-lainnya merupakan metode, teknik dan alat yang menjadi bagian dari perangkat alat dan cara di dalam pelaksanaan sesuatu strategi pembelajaran. Juga harus dicatat bahwa dalam peristiwa pembelajaran, seringkali harus dipergunakan lebih dari satu stra-tegi, karena tujuan-tujuan yang akan dicapai juga biasanya kait-mengait satu dengan yang lain dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang lebih umum.
Agar tidak bias dalam mendefinisikan strategi pembelajaran, dibutuhkan pemahaman terhadap pengertian-pengertian lain yang mirip dengan strategi pembelajaran yang selalu digunakan seperti model, pendekatan, strategi, metode dan teknik. Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa, namun dalam bahan perkuliahan ini akan diuraikan perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran,Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatanyang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan gurudan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp,1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ituadalah sesuatu set materi dan prosesdur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Metode adalah suatu upaya mengimplementasi
rencana yang sudah disusun dalamkegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metodedigunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah disusun.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran dapat diturunkan dari
pendekatan.
B.Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Rowntree (1974) mengelompokan strategi pembelajaran ke dalam
strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, strategi, pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaaran individual atau groups-individual learning.
·
Strategi exposition,
bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasainya
dan tidak dituntut untuk mengolahnnya.Dengan demikian, dalam strategi
ini guru berperan sebagai pemberi informasi. Berbedadengan strategi discovery. Dalam strategi ini, bahan pelajaraan dicati dan ditemukansendiri oleh siswa melalui berbagai akrtivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing bagi siswanya.
· Strategi belajar individual
dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Kecepatan dankeberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh
kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
· Strategi belajar kelompok
dilakukan secara beregu.
Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Strategi
ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu
adalah sama. Oleh karena itu seringkali terjadi7ketidakmetaraan keberhasilan belajar yang diinginkan.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar
ProsesPendidikan.Prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran adalah tidak semua strategicocok digunakan untuk mencapai
semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategimemiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi
yang
dianggap cocok dengan keadaan.
Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsipumum openggunaan strategi
pembelajaran sebagi berikut:
1.Strategi pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai
2.Strategi pembelajaran harus
dapat mendorong aktivitas siswa.
3.Strategi pembelajaran harus
dapat memperhatikan individualitas siswa.
4.Strategi pemgnbelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadiansiswa secara terintegrasi.
Oleh
karena itu, ada prinsip khusus dalam pengeoloaan pembelajaran,yaitu:
1.Interaktif 2.Inspiratif 3.Menyenangkan4.Menantang5.Memotivasi
C. Pertimbangan
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan
oleh pengajar dalam me-milih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat,
pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan.
1.
Tujuan
Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak
bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada
akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut
dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.
Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a. Penentuan
subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b. Kemampuan
atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditam-pilkan melalui
peformnce siswa.
c. Keadaan
dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikannya.
d. Standar
kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan
pembelajaran maka dapat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur :
Audience (peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition
(kondisi dan situ-asi) dan Degree (kualitas dan kuantĂtas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat,
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi
aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental. Pada awal atau sebelum
guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang
tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu
memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai
siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan prates
tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal
siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada
siswa-siswa. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita
ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki
pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang
bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah,
demons-trasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum,
bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip,
konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri,
studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan
memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Oleh karena itu dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa
prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a.
Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi
baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan
lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan
berkembang baik mental maupun intelektual.
b.
Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang
inspiratif, yang memung-kinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab
pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap
subjek belajar.
c.
Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang
menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata
ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan
bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan
sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang
menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja
otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan
rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir intuitif atau
bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting
untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang
memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus
dapat menunjuk-kan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh
nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhan-nya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi
pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah
dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran,
perangkat pembe-lajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang,
seperti trans-paran, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya. Metode
pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode
yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak
kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian
menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan
mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan
diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka hadapi.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam
kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar
proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu
pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya
pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung
tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan,
manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat
besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan
terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang berkepanjang-an. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa
maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli
pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah
lanjutan 24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode
ceramah le-bih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah
memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam
pengukuran keber-hasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat
melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode
tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian
terhadap kebu-tuhan individual lebih dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman,
pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di
lembaga pendidik-an, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama
lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan
permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan
demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan
menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi penga-laman yang
menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih
metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola
siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah
jabatan profesi, membutuhkan pe-ngalaman yang panjang sehingga kelak menjadi
profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional
lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru
diminta memiliki penge-tahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan
skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity)
(Glend Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa.
Kewibawaan me-rupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru
harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan
so-sial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak
didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti
kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah lun-tur oleh
perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru
adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi,
meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua
lapisan masyarakat.
D. Prinsip-prinsip Penggunaan
Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
adalah tidak semua strategi cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus
mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu,
guru harus memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran harus berorientasi pada
tujuan yang ingin dicapai.
2. Strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa.
3. Strategi pembelajaran harus dapat
memperhatikan individualitas siswa.
4. Strategi pembelajaran harus
dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
1. Konsep dan Tujuan
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
menekankan kepada aktiivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek kognotif, afektif, dan psikomotor secara
berkembang. Dari konsep diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari
PBAS adalah untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif,
sehingga ia dapat memmperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Jika dihubungkan dengan tujuan
pendidikan nasional maka PBAS adalah pendekatan yang paling sesuai untuk
dikembangkan.
2. Peran Guru Dalam Impementasi PBAS
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran
kepada siswa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa
agar belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan
inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajaranya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukun guru, diantaranya adalah :
a. Mengemukakan berbagai
alternative tujuan pembelalajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memeberikan informasi tentang kegiatan
pembelajaaan yang harus dilakukan.
d. Memberikan motivasi, mendorong
siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan
pertanyaan-pertanyaan.
e. Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang
membutuhkan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu
kesimpulan.
3. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbbagai bentuk
kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun
laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa ada yang
secara lanngsung dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat secara langsung
teramati. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan
tetapi juga ditentukan oleh akktivitas nonfisik seperti mental, intelektual,
dan emosional.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
PBAS
Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh :
a. Guru
§ Kemampuan guru
§ Sikap professional guru
§ Latar belakang pendidikan dan pengalaman
mengajar guru
b. Sarana belajar
§ Ruang kelas
§ Media dan sumber belajar
§ Lingkungan belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar