Minggu, 09 Oktober 2016

PEMBELAJARAN EFEKTIF



 MAKALAH 

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PEMBELAJARAN EFEKTIF





DAFTAR ISI
KATA  PENGANTAR .................................................................. i
BAB I  Pendahuluan ..................................................................... ii
Latar Belakang .............................................................................. 1
Rumusan Masalah ......................................................................... 2
Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II  Pembahasan ..................................................................... 3
A.  Konsep Dasar Pembelajaran .............................................. 3
B.  Pembelajaran Efektif .......................................................... 5
C.  Cara Belajar yang Efektif .................................................. 7
D.  Prosedur Pembelajaran ...................................................... 8
E.   Kriteria Pembelajaran yang Efektif ................................. 10
F.   Metode dan Model Pembelajaran Efektif ......................... 11
G.   Kualitas Efektif Pendidik .................................................. 17
H.   Mengajar yang Efektif ............................................................ 17

BAB III  Penutup ............................................................................ 19
Kesimpulan ...................................................................................... 19
Saran ................................................................................................ 19
DAFTAR  PUSTAKA..................................................................... 20



ii

KATA PENGANTAR



       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bekat dan  karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini  tepat pada waktunya yang berjudul “PEMBELAJARAN EFEKTIF”

Makalah ini berisikan tentang informasi
Konsep Dasar Pembelajaran, Pengertian Pembelajaran Efektif, Cara Belajar yang Efektif, Prosedur Pembelajaran Kriteria Pembelajaran yang Efektif,  Metode dan Model Pembelajaran  Efektif, Kualitas Efektif Pendidik Mengajar yang Efektif.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua sebagai calon guru SD tentang bagaimana pembelajaran yang efektif yaitu cara pengajaran dan pola pengajaran yang efektif.
 
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar Psikologi Pendidikan Dr. Deitje Solang , M.si, keluarga dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.


Tomohon 03 Juni, 2013

                               
                                Kenny CH Titjo










i
Bab 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mengajar (teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.

Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik

1
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.
Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.



B.    Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Dasar Pembelajaran ?
2. Mengetahui Pengertian Pembelajaran Efektif
3. Bagaimana Cara Belajar yang Efektif?
4. Bagaimana Prosedur Pembelajaran yang Efektif ?
5. Bagaimana Kriteria Pembelajaran yang Efektif ?
6. Apa saja Model dan metode Pembelajaran yang Efektif?
7. Mengetahui Kualitas Efektif Pendidik?
8. Bagaimana Mengajar yang Efektif?

                                               
C.    Tujuan 

1. Menjelaskan Konsep Dasar Pembelajaran ?
2. Menjelaskan Pembelajaran yang Efektif ?
3. Mengetahui Pembelajaran Cara Belajar yang Efektif?
4. Menjelaskan Prosedur Pembelajaran yang Efektif
5. Menjelaskan Kriteria Pembelajaran yang Efektif ?
6. Mengetahui Model dan Metode Pembelajaran yang Efektif
7. Menjelaskan Kualitas Efektif Pendidik?
8. Mengetahui Mengajar yang Efektif?
                                               











2
Bab II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan hubungan antara guru dan peserta didik. kualitas antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar  (teaching) dan peserta didik dalam belajar (learning). Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini. Jadi, bila terjadi hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, peserta didik akan berusaha untuk sungguh-sungguh masuk dalam kegiatan ini. Hal ini terjadi karena selain murid memiliki rasa senang yang diperolehnya dari hubungan positif dengan gurunya. Semakin besar keterlibatan murid memahami dan menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kualitas hubungan antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan proses pembelajaran efektif.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan membantu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses belajar mengajar (schooling is building or institusional for teaching and learning). Fasilitas, sarana, sumber dan tenaga kependidikan merupakan fasilitator yang membantu, mendorong dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran guna memperoleh keberhasilan dalam belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan. Oleh sebab itu proses belajar adalah proses aktif. Pembelajaran adalah reaksi terhadap situasi yang ada disekitar sekitar. Proses belajar mengajar diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengalaman. Proses belajar mengajar adalah suatu proses melihat dan mengalami, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang ditentukan,melalui pembinaan,pemberian penjelasan, pemberian bantuan dan dorongan dari pendidik.
Perubahan perilaku dari hasil proses belajar mengajar adalah sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya dilakukan secara disengaja. Kesempatan ini sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut ini:
§     Kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
§     Motivasi, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
§     Tujuan yang ingin dicapai.
Ketiga faktor ini akan mendorong peserta didik dan pendidik untuk melakukan proses belajar mengajar, karena adanya proses belajar mengajar peserta didik akan mengalami atau memperoleh kematangan pribadi. Untuk mencapai pribadi yang matang setiap orang memerlukan sejumlah kecakapan dan keterampilan tertentu yang harus dikembangkan melalui pembelajaran.



3
Mengingat begitu pentingnya peranan hubungan antara guru dan peserta didik dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, maka guru dituntut untuk mampu menciptakan hubungan yang baik. Guru dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif agar siswa bersedia terlibat sepenuhnya pada kegiatan pembelajaran. Ada lima fungsi guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai:
Ø     Manajer
 dalam pembelajaran, seorang guru pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan. Dengan demikianguru merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengontrol kegiatan belajar siswa.
Ø     Fasilitator
Seorang guru berfungsi untuk memberi kemudahan (kesempatan) kepada siswa untuk belajar. Guru tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, namun guru berperan penting untuk dapat menunjukkan sumber-sumber belajar bagi peserta didik, namun guru berperan penting untuk dapat menunjukan sumber-sumber belajar lain kepada peserta didiknya.
Ø     Motivator
Guru harus bisa memotivasi siswa, menciptakan lingkungan dan suasana yang mendorong siswa untuk mau belajar dan memiiki keinginan untuk belajar secara kontinu.
Ø     Evaluator
Guru bertugas mengevaluasi (menilai) proses belajar mengajar dan memberikan umpan balik hasil (prestasi) belajar siswa, baik aspek kongnitif, afektif, maupunpsikomotorik.
Untuk melaksanakan fungsinya yang sangat menentukan tersebut, guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai. Tanpa kemampuan yang cukup, sulit diharapkan bahwa guru dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sehingga tujuan kegiatan belajar mengajar akan tercapai. Guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan strategi belajar mengajar yang sesuai dengn kondisi siswanya, guru harus mampu menggunakan berbagai pendekatan dan metode pengajaran. Selain itupun guru harus memiliki kepribadian yang baik dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswanya. Dengan kata lain seorang guru harus memiliki kemampuan pribadi, kemampuan profesional dan kemampuan sosial. Kemampuan pribadi meliputi berbagai karakteristik kepribadian seperti integritas pribadi, adil, jujur, disiplin, simpatik, terbuka, kreatif, berwibawa dan lain-lain. Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi pelajaran dan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Sedangkan kemampuan sosial meliputi keterampilan berkomunikasi dengan siswa dan dapat bekerjasama dengan pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pembelajaran.






4
B. Pembelajaran Efektif
Sungguhpun tidak selalu mudah merumuskan secara pasti apa yang dimaksudkan dengan istilah ‘efektif’, guru-guru selalu membutuhkan rentangan pengetahuan mengenai bahan kajian dan keterampilan profesional dan keterampilan profesional yang luas.
Mengajar anak-anak kecil membaca dan menulis, untuk memahami dunia di sekitarnya, untuk mengerti dan dapat menggunakan prinsip-prinsip matematika dan sains, menggunakan kecerdasan dan imajinasinya yang  sedang berkembang, hidup dan bekerja secara serasi dengan orang-orang lain, semuanya membutuhkan guru yang efektif agar dapat memiliki pengetahuan dan pengertian
mengenai isi mata pelajaran dan pokok bahasan yang diajarkan, sebagaimana halnya kemampuan mengelola kelas, menerangkan dengan jelas,  menayakan pertanyaan-pertanyaan yang bermutu dan tepat, dan memantau serta menilai proses belajar.
Terdapat perpaduan banyak faktor yang menuntut guru memiliki tingkat kemampuan profesional yang lebih tinggi lagi. Ini termasuk pertumbuhan yang cepat dalam penguasaan pengetahuan, berubahnya bukan hanya kaitan antara ketenagakerjaan dengan dunia kerja, tetapi juga meningkanya tekanan umum untuk mempertanggungjawabkan segala biaya pendidikan, pengembangan bentuk baru teknologi pendidikan dan informasi, dan bertambah luasnya peranan guru, tanpa kecuali, untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya, termasuk mereka yang telah memperlihatkan keterampilan pembelajaran yang tinggi di kelasnya.
Pada abad kesembilan belas, lembaga pendidikan guru terkenal dengan nama ‘sekolah normal’,atas dasar bahwa ada satu ‘norma’, atas dasar bahwa ada satu ‘norma’ tunggal yang diakui oleh masayrakat, yang melandasi dan menjadi pegangan pendidikan guru. Sekarang faktor yang disebutkan diatas membutuhkan tingkat-tingkat keterampilan, pengertian, imajinasi, dan ketahanan dari guru-guru yang jauh melampaui ‘norma’ dan kemampuan mekanis yang diasah dan diasuh oleh sekolah normal abad yang lalu.
Implikasinya bagi guru-guru adalah jelas. Begitu banyak yang harus diketahui dan dimengerti, jadi jika anda tidak dapat mengetahui segala sesuatu, anda harus mengetahui sesuatu. Sehubungan dengan itu, banyak usaha yang dilakukan baik pada tingkat daerah untuk menentukan isi pendidikan – apa yang harus dipelajari anak-anak pada tingkat usia dan daerah tertentu – atau oleh guru-guru itu sendiri pada tingkat daerah untuk menyusun program dan melaksanakan kurikulum yang memperhatikan tahap perkembangan anak-anak serta sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kedua, jika anda tidak dapat mengetahui atau mempelajari segala sesuatu, anda harus bisa menemukan untuk anda sendiri, dan inilah sebabnya mengapa proses belajar penting disamping isi pendidikan. Ketiga, oleh karena murid-murid hanya dapat memperoleh sebagian kecil pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki manusia sekarang ini, guru-guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang bukan hanya menyampaikan informasi, tetpi juga mendorong anak-anak belajar mandiri dan sebagai anggota kelompok.
Warga negara pada abad keduapuluh-satu akan bersedia dan berkeinginan untuk belajar sepanjang hayatnya kalau saja mereka kita galakan dan beri haarapan dalam menatap masa depan, bukan kita hardik dan patahkan semangatnya di sekolah. oleh karena itu, kualitas hubungan pribadi antara guru dan peserta didik, adalah hasil langsung keterampilan hubungan antara pribadi yang

5
 diterapkan guru yang, yang biasanya menciptakan suasana kelasnya, atau yang harus mengambil prakarsa untuk memperbaiki
hubungan jika seandainya terjadi hubungan yang tidak serasi. Pengertian pembelajaran efektif yang hanya mencakup pengalihan pengetahuan merupakan pembelajaran yang tidak memadai dalam konteks itu.
Selanjutnya pada abad keduapuluh-satu banyak orang yang akan bekerja pada industri pelayanan, dan yang lain akan menjalankan usaha-usaha kecil. Ini berarti bahwa banyak orang yang tidak lagi bekerja dipabrik-pabrik dan akan berhubungan lebih dekat dengan orang-orang lain dari pada dengan mesin, dan ini membutuhkan tingkat imajinasi, sifat inventif, dorongan dan keterampilan hubungan antara pribadi yang tinggi. Lagi pula, peletakan dasar yang sehat bagi kualitas tersebut dapat dikembangkan pada sekolah-sekolah dasar yang baik, dan guru-guru yang memupuk hubungan serupa itu haruslah diberi penghargaan.
Gur yang berupaya mengajarkan pokok bahasan ‘serangga’ kepada SD lima puluh tahun lalu tidak akan dibandingkan dengan orang lain kecuali dengan guru lain. Sekarang, dia akan dibandingkan dengan penyaji-penyaji televisi terbaik di dunia, yang programnya mengenai serangga diproduksi dengan biaya ratusan juta rupiah dan dapat merekam program itu di alam yang kaya akan serangga. Bahkan jika kualitas pembelajaran meningkat, boleh jadi peningkatan itu tidak seberapa atau tidak cukup cepat untuk mengimbangi tuntutan terhadap guru yang terus meningkat.
Perdebatanumum mengenai pembelajaran yang efektif sering terlalu disederhanakan dan digambarkan sebagai perbedaan antara ‘tradisional’ lawan ‘progresif’, ‘formal’, padahal realitas kehidupan kelas memperlihatkan bahwa banyak guru yang lebih suka menggunakan metode campuran dari pada metode tunggal yang steorotip dan kecendrungan sekarang adalah kepada guru-guru dianjurkan untuk menganalisa dan menentukan strategi pembelajaran sendiri , dari pada hanya menjiplak metode orang lain.
Terdapat sedikit sekali perbedaan pendapat mengenai yang mendasaripembelajaran yang efekttif dalam diskusi antara orang-orang diluar profesi dibandingkan dengan yang ada dalam literatur penelitian dan evaluasi. Guru-guru yang baik, demikian anggapan umum, sangat bersemangat dan bergairah, tertib, teguh, tetap adil, suka memberi dorongan, menguasai bahan, dan peduli     terhadap kesejahteraan murid-muridnya. Hanya sedikit yang akan mempertahankan pendapat sebaliknya; bahwa guru-guru yang baik kurang bersemangat, membosankan, tidak adil, masa bodoh, dan tidak peduli terhadap murid-muridnya.
Ketika penyelidikan mengenai pembelajaran mengenai diterjemahkan ke dalam istilah yang lebih tepat sebagaimana dituntut ketentuan penelitian yang lebih ketat, kesepakatan yang tadinya dicapai dengan mudah melalui percakapan biasa, menguap. Salah satu hasil studi menemukan bahwa tidak ada kesepakatan yang jelek antara para guru, orang tua murid dan pembina pendidikan mengenai peranan yang harus dimainkan guru. Tetapi sungguhpun demikian ada satu hal yang patut dipertimbangkan yaitu hasil pembelajaran. Jika suatu sekolah efektif, maka barangkali semua atau sebagian besar guru yang bekerja di situ juga efektif. Oleh karenanya, ini menimbulkan pertanyaan, seperti ‘Apa sesungguhnya dp pelajari anak-anak?’ dan ‘Apa yang dikerjakan guru yang nampaknya membantu murid-murid belajar?’

6
C. Cara Belajar yang Efektif
efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, 1. Perlunya Bimbingan
Untuk memper tinggi produksi, maka Miunsterberg dan Taylor mengadakan penyelidikan ilmiah tentang cara-cara bekerja efisien. Efisien dalam industri telah banyak menjadi kenyataan, sehingga pemborosan bahan dan waktu diperkecil sampai minimal.
Demikian pula dalam hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tak efisien. Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajarannya.
Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercaai berkat usaha keras. Tanpa usaha tak akan tercapai sesuatu.
Disamping memberi petunjuk-petunjuktentang cara-cara belajar, baik pula siswa diawasi dan di bimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara belajar dipraktekan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
2. Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
a) Kondisi Internal
yang dimaksudkan dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan kebrsamaan dan cinta, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualisation, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, dankebutuhan estetik.
b)Kondisi Eksternal
yang dimaksudkan dengan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang misalnya:
- ruang belajar harus bersih,tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran,
-  ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata,


7
- cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.
c) Strategi Belajar
belajar yang efisien dapat dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
Seorang yang menyelidiki berbagai buku tentang cara-cara belajar yang baik mengumpulkan berbagai macam petunjuk yang penting yaitu: keadaan jasmani, keadaan emosional dan sosial, keadaan lingkungan, memulai belajar, membagi pekerjaan, adakan kontrol, pupuk sikap optimis, waktu bekerja, buatlah suatu rencana kerja, menggunakan waktu, belajar keras tidak merusak, cara mempelajari buku,mempertinggi kecepatan membaca, jangan membaca belaka,

D. Prosedur Pembelajaran yang Efektif
Agar memperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar, peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagsi berikut:
·                     Menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenagkan dan  merangsang aktivitas proses belajar mengajar.
·                     Mengoptimalkan hasil belajar,melalui proses belajar mengajar yang berdaya   guna dan berhasil.
·                     Mengerjakan tugas dengan baik.
·                     Merumuskan tujuan pembelajaran secara nyata.
·                     Melihat kembali hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
·                     Mencari jalan keluar agar dalam proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang sulit apalagi di dalam pembelajaran itu ada tujuan yang ingin dicapai. Karena dalam proses belajar mengajar itu tidak hanya banyak kegiatan yang harus ditempuh dan dilakukan. Oleh sebab itu dalam rangka memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran baik pendidik maupun peserta didik perlu mengetahui, memahami dan terampil dalam melaksanakan prosedur pembelajaran tersebut adalah :
Tahap Pra Pembelajaran
Pada tahap ini langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :
o        Menganalisis materi belajar yang tersedia dengan mempertimbangkan aspek ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence) materi dikaitkan dengan tujuan belajar dan dampak iring (nurturant effects) yang hendak dicapai.
o        Menganalisis potensi, pengalaman, dan kebutuhan peserta didik dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dan materi yang harus dikuasai peserta didik.
o        Menganalisis jenis kecakapan hidup yang dapat dipelajari secara langsung maupun tidak langsung dari setiap materi belajar yang akan disajikan sesuai dengan ruang lingkup dan urutan materi belajar yang tersedia.
o        Menganalisis sumber-sumber belajar dan fasilitas pembelajaran yang tersedia atau yang dapat disediakan untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

8
o        Berdasarkan lagkah-langkah tersebut, selanjutnya disusun program pembelajaran untuk waktu tertentu.
Tahap Pelaksanaan pembelajaran
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran meliputi rangkaian kegiatan berikut ini :
o        Membuka kegiatan pembelajarn melalui appresepsi, yaitu mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya dengan pengalaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik.
o        Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik, yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajaran yang dirancang guru pada tahap pra pembelajaran.
o        Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik,termasuk mengatur waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran maupun mengorganisasikan peserta didik dalam pembelajarannya (individual, kelompok atau klasikal).
o        Penyajian bahan belajar dengan degan pendekatan pembelajaran yang sesuai (ekspositori, inkuiri, eksperimen, atau discovery) melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar dan fasilitas belajar yang tersedia.
o        Memotivasi kegiatan belajar peserta didik melalui penguatan, penjelasan, penghargaan, ataupun apresepsi terhadap perilaku belajar peserta didik.
o        Melakukan penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta didik berdasarkan analisis aktual kondisi proses pembelajaran yang terjadi, agar kegiatan pembelajaran lebih menyenagkan peserta didik.
Tahap Penilaian Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan guru dalam penilaian proses pembelajaran  meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
o      Melakukan penilaian terhadap proses belajar yang dilakukan peserta didik sesuai dengan prosedur yang dirancang semula.
o      Melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan serta dampak iringnya.
o      Menganalisis hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dikaitkan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
o      Menggunakan hasil analisis terhadap penilaian proses dan hasil belajar  peserta didik sebagai referensi peningkatan kualitas pembelajaran yang akan dilaksanakan mendatang.










9
E. Kriteria Pembelajaran yang Efektif
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari cara mengajar dan peserta didik belajar, sebab baik tidaknya hasil proses pembelajaran dapat dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan peserta didik sendiri. Proses belajar mengajar yag dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik. Perubahan perilaku ini menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Juga di dalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar dan percaya pada diri sendiri. Untuk memperoleh hasil seperti yang telah dikemukakan diatas, salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas belajar.
Untuk kegitan proses pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan, pendidik dan peserta didik perlu menggunakan cara-cara belajar yang efektif pula. Sebenarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh keefektifan dalam proses pembelajaran, yaitu dari memberikan informasi dan penjelasan, memberikan tugas praktek dilaboratorium sampai dengan praktek di lapangan namun apakah semua kegiatan itu efektif dilaksanakan oleh peserta didik dan memperoleh hasil yang memuaskan tanpa mengetahui pembelajaran yang baik.
Agar di dalam pembelajaran memperoleh hasil yang memuaskan dan memperoleh kesuksesan, perlu memperhatikan sejumlah komponen seperti berikut :
ü   Tujuan yang diharapkan merupakan tugas, tuntutan atau kebutuhan yang harus diperoleh atau sistem nilai yang harus nampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian peserta didik dan seyogyanya diterjemahkan ke dalam perilaku dalam berbagai kegiatan yang berencana dan dapat dievaluasi.
ü   Dalam pembelajaran harus mengembangkan peserta didik seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan, guna mencapai tujuan.
ü   Targat pembelajaran yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran khusus tercapai minimum.
ü   “Time of learning” siswa, dalam arti waktu yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat diselesaikan tepat atau bahkan kurang dari selruh waktu kegiatan pembelajaran.
ü   Berkembangnya “coriusity” dan merangsang peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki.
ü   Kegiatan guru siswa mampu menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk aktivitas belajar.
ü   Pengembangan keterampilan peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran (learning skills development) yang semakin meningkat dan berkembang secara baik dan wajar sesuai tujuan-tujuan pembelajaran.










10
F. Metode dan Model Pembelajaran Efektif
pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu penting, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenagkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa dipersiapkan untuk kita lakukan sebagai calon guru SD.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1.                   Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2.                  Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3.                  Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4.                   Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1.                   Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.                   Berpikir dan bertindak kreatif.
3.                   Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4.                   Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5.                   Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.                  Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7.                  Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.


11
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1.                  Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2.                  Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1.                   Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi

12
 prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
Metode  Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1.                   Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.                   Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD.
3.                  Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4.                   Melihat gambar tersebut siswa menulis dalam kertas.
5.                   Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6.                  Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.                   Kesimpulan.
Kebaikan:
1.                   Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2.                   Siswa dapat mengetahui dari materi berupa contoh gambar.
3.                   Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1.                   Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2.                   Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/menguji praktek mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
13
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.                   Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
1.                   Perencanaan.
2.                   Praktek mengajar.
3.                   Observasi.
4.                   Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
5.                  Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
6.                  Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
7.                  Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
8.                  Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
9.                  Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
-          Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
-          Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah
Pembelajaran  Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1.                  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.                  Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.                  Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.
4.                  Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5.                  Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka.

14
Kelebihan:
1.                  Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2.                   Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3.                   Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1.                   Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2.                   Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3.                   Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1.                   Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2.                  Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3.                  Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4.                  Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin. Sementara pendengar menyimak.
5.                  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6.                   Kesimpulan guru.
7.                   Penutup.
Kelebihan:
1.                   Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2.                   Setiap siswa mendapat peran.
3.                   Melatih keberanian siswa.
Kekurangan:
1.                   Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
2.                  Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan benar.


15
Langkah-langkah:
1.                   Menyajikan materi sebagai pengantar.
2.                  Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
3.                  Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang benar.
4.                   Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
5.                  Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
6.                   Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1.                   Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.                   Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu.
Numbered Heads together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1.                  Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.                   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.                  Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4.                  Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.                   Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.                   Kesimpulan.
Kelebihan:
·                      Setiap siswa menjadi siap semua.
·                      Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
·                      Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
·                      Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
·                      Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru





16
G. Kualitas Efektif Pendidik
Bagaimana juga mutu kepribadian seseorang pembimbing jauh lebih penting dari pada teori, konsep, dan metode yang dimilikinya. Pendidik sebagai pembimbing perlu membangun diri yang sehat, ia juga harus mampu mengadakan relasi dengan siapapun dan dalam kondisi apapun. Sebagaimana pendidik bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan peserta didik, akan menentukan mutu relasi yang dibangun dan juga hasil proses pendidikannya. Sebagai seorang pembimbing, seorang pendidik, harus memiliki kualitas-kualitas antara lain sebagai berikut:
a. Berempati
berempati yang dimaksudkan disini adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka internal orang lain tanpa kehilangan identitas da obyektivitas dalam memandang suatu permasalahan.
 b. Penuh Perhatian dan Kehangatan
penuh perhatian dan kehangatan ini penting dalam rangka pendekatan psikologis terhadap orang yang ditimbang .
c. Bersikap Terbuka
pembimbing sendiri harus memiliki sikap terbuka untuk membuka diri terhadap orang yang dibimbingnya.
d. Menghargai dan Menghormati
pembimbing harus bersikap hormat dan menghargai terhadap orang yang dibimbingnya.

H. Mengajar yang Efektif
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Tetapi proses belajar yang bagaimana? Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya untuk tuntutan itu guru harus membantu, maka pada waktu guru mengajar juga harus efektif. Bagaimana mengajar yang efektif itu?
Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Belajar disini pula. Belajar di sini adalah suatu aktivitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Siswa berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila seseorang memiliki motor skill atau mampu dapat menciptakan puisi atau suatu simfoni, maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat yaitu belajar secara aktif, guru harus mampergunakan banyak metode pada waktu mengajar, motivasi, kurikulum yang seimbang, guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual, guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual, guru akan mengajar efektif, pengaruh guru yang


1817
sugestif perlu diberikan pula kepada siswa, seorang guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa, seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswanya, guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah, pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, semua pelajaran yang diberkan pada siswa perlu diintegrasikan, pelajaran di sekolah harus di hubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat, dalam interaksi belajar mengajar, pengajaran remedial.
Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandangan ini mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal berikut yaitu: penguasaan bahan pelajaran, cinta kepada yang diajarkan, pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, variasi metode,seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran, bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya, guru harus memberikan pujian, seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.



















1
1818
BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

B. Saran
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.


















































19
DAFTAR PUSTAKA

Rukamana A dan Suryana A, (2006) Pengelola Kelas upi, press, Bandung.
  Di kutip dari halaman 11-15   
Dunne R dan Wragg T, (1996) Pembelajaran Efektif PT, Gramedia, Widiasarana, Jakarta.
Di kutip dari halaman 5-19
Slameto, (1995) Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Di kutip dari halaman 73-92
R Theo, (2002) Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribad, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Di kutip dari halaman 37-40


‎Di akses pada tanggal 03 ‎Juni ‎2013, Jam ‏‎9:53:02

http://dedearip.blogspot.com/2013/02/hakikat-pembelajaran-efektif-belajar.html
‎ Di akses pada tanggal 16 ‎Mei ‎2013, Jam ‏‎8:15:32
Di akses pada tanggal 31 ‎Mei ‎2013, ‏‎Jam 21:15:48

1 komentar: