MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PEMBELAJARAN EFEKTIF
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................. i
BAB I Pendahuluan
..................................................................... ii
Latar Belakang
..............................................................................
1
Rumusan Masalah
......................................................................... 2
Tujuan ............................................................................................
2
BAB II Pembahasan .....................................................................
3
A. Konsep Dasar Pembelajaran ..............................................
3
B. Pembelajaran Efektif ..........................................................
5
C. Cara Belajar yang Efektif ..................................................
7
D.
Prosedur Pembelajaran
...................................................... 8
E.
Kriteria Pembelajaran yang Efektif
................................. 10
F. Metode dan Model Pembelajaran
Efektif ......................... 11
G. Kualitas Efektif Pendidik ..................................................
17
H. Mengajar yang Efektif
............................................................ 17
BAB III Penutup ............................................................................
19
Kesimpulan
......................................................................................
19
Saran
................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
20
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bekat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “PEMBELAJARAN EFEKTIF”
Makalah ini berisikan tentang informasi Konsep Dasar Pembelajaran, Pengertian Pembelajaran Efektif, Cara Belajar yang Efektif, Prosedur Pembelajaran Kriteria Pembelajaran yang Efektif, Metode dan Model Pembelajaran Efektif, Kualitas Efektif Pendidik Mengajar yang Efektif.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua sebagai calon guru SD tentang bagaimana pembelajaran yang efektif yaitu cara pengajaran dan pola pengajaran yang efektif.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar Psikologi Pendidikan Dr. Deitje Solang , M.si, keluarga dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.
Tomohon 03
Juni, 2013
Kenny CH Titjo
Kenny CH Titjo
i
Bab
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar (teaching) dapat membantu
siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana
untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan
atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan
pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan
yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran
lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat
dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut
agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada
siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap
orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah
tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika
anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk
meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru
dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran
dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan dengan efektif dan optimal.
Guru memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan
atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya
selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan
pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang
tepat.
Upaya ini tentu menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,
strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk
menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
1
minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,
pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam
pembelajaran.
Makalah ini membahas bagaimana
menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga
dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran
yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Konsep Dasar Pembelajaran ?
2. Mengetahui
Pengertian
Pembelajaran Efektif
3. Bagaimana
Cara Belajar yang Efektif?
4. Bagaimana
Prosedur Pembelajaran yang Efektif ?
5. Bagaimana
Kriteria Pembelajaran yang Efektif ?
6. Apa saja
Model dan metode Pembelajaran yang Efektif?
7.
Mengetahui Kualitas
Efektif Pendidik?
8. Bagaimana
Mengajar yang Efektif?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Dasar Pembelajaran ?
2. Menjelaskan
Pembelajaran yang Efektif ?
3.
Mengetahui Pembelajaran
Cara Belajar yang Efektif?
4.
Menjelaskan Prosedur Pembelajaran yang Efektif
5.
Menjelaskan Kriteria Pembelajaran yang Efektif ?
6. Mengetahui
Model dan Metode Pembelajaran yang Efektif
7.
Menjelaskan Kualitas
Efektif Pendidik?
8.
Mengetahui Mengajar yang Efektif?
2
Bab
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Pembelajaran
Proses
pembelajaran pada dasarnya merupakan hubungan antara guru dan peserta didik.
kualitas antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar
ditentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar
(teaching) dan peserta didik
dalam belajar (learning). Hubungan
tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini.
Jadi, bila terjadi hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, peserta
didik akan berusaha untuk sungguh-sungguh masuk dalam kegiatan ini. Hal ini
terjadi karena selain murid memiliki rasa senang yang diperolehnya dari
hubungan positif dengan gurunya. Semakin besar keterlibatan murid memahami dan
menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Begitu pula sebaliknya. Dengan kata
lain kualitas hubungan antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan
proses pembelajaran efektif.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan membantu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta
didik melalui proses belajar mengajar (schooling
is building or institusional for teaching
and learning). Fasilitas, sarana, sumber dan tenaga kependidikan merupakan
fasilitator yang membantu, mendorong dan membimbing peserta didik dalam
pembelajaran guna memperoleh keberhasilan dalam belajar.
Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai
hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat
ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan. Oleh sebab itu proses
belajar adalah proses aktif. Pembelajaran adalah reaksi terhadap situasi yang
ada disekitar sekitar. Proses belajar mengajar diarahkan kepada suatu tujuan,
proses berbuat melalui pengalaman. Proses belajar mengajar adalah suatu proses
melihat dan mengalami, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk
memperoleh hasil yang ditentukan,melalui pembinaan,pemberian penjelasan,
pemberian bantuan dan dorongan dari pendidik.
Perubahan perilaku
dari hasil proses belajar mengajar adalah sebagai akibat adanya interaksi
antara individu dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya dilakukan secara
disengaja. Kesempatan ini sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut
ini:
§
Kesiapan,
yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
§
Motivasi,
yaitu dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
§
Tujuan
yang ingin dicapai.
Ketiga faktor ini
akan mendorong peserta didik dan pendidik untuk melakukan proses belajar
mengajar, karena adanya proses belajar mengajar peserta didik akan mengalami
atau memperoleh kematangan pribadi. Untuk mencapai pribadi yang matang setiap
orang memerlukan sejumlah kecakapan dan keterampilan tertentu yang harus dikembangkan
melalui pembelajaran.
3
Mengingat begitu
pentingnya peranan hubungan antara guru dan peserta didik dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran, maka guru dituntut untuk mampu menciptakan hubungan
yang baik. Guru dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif agar siswa
bersedia terlibat sepenuhnya pada kegiatan pembelajaran. Ada lima fungsi guru
dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai:
Ø
Manajer
dalam pembelajaran, seorang guru pada
hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang yang perlu
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan
umum yang telah ditentukan. Dengan demikianguru merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengontrol kegiatan belajar siswa.
Ø
Fasilitator
Seorang
guru berfungsi untuk memberi kemudahan (kesempatan) kepada siswa untuk belajar.
Guru tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta
didik, namun guru berperan penting untuk dapat menunjukkan sumber-sumber
belajar bagi peserta didik, namun guru berperan penting untuk dapat menunjukan
sumber-sumber belajar lain kepada peserta didiknya.
Ø
Motivator
Guru
harus bisa memotivasi siswa, menciptakan lingkungan dan suasana yang mendorong
siswa untuk mau belajar dan memiiki keinginan untuk belajar secara kontinu.
Ø
Evaluator
Guru
bertugas mengevaluasi (menilai) proses belajar mengajar dan memberikan umpan
balik hasil (prestasi) belajar siswa, baik aspek kongnitif, afektif,
maupunpsikomotorik.
Untuk melaksanakan
fungsinya yang sangat menentukan tersebut, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan yang memadai. Tanpa kemampuan yang cukup, sulit diharapkan bahwa guru
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sehingga tujuan kegiatan belajar
mengajar akan tercapai. Guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan strategi
belajar mengajar yang sesuai dengn kondisi siswanya, guru harus mampu
menggunakan berbagai pendekatan dan metode pengajaran. Selain itupun guru harus
memiliki kepribadian yang baik dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan
siswanya. Dengan kata lain seorang guru harus memiliki kemampuan pribadi,
kemampuan profesional dan kemampuan sosial. Kemampuan
pribadi meliputi berbagai karakteristik kepribadian seperti integritas
pribadi, adil, jujur, disiplin, simpatik, terbuka, kreatif, berwibawa dan
lain-lain. Kemampuan profesional
meliputi penguasaan materi pelajaran dan kemampuan merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi proses pembelajaran. Sedangkan kemampuan sosial meliputi keterampilan berkomunikasi dengan siswa
dan dapat bekerjasama dengan pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam pembelajaran.
4
B. Pembelajaran Efektif
Sungguhpun tidak
selalu mudah merumuskan secara pasti apa yang dimaksudkan dengan istilah
‘efektif’, guru-guru selalu membutuhkan rentangan pengetahuan mengenai bahan
kajian dan keterampilan profesional dan keterampilan profesional yang luas.
Mengajar anak-anak
kecil membaca dan menulis, untuk memahami dunia di sekitarnya, untuk mengerti
dan dapat menggunakan prinsip-prinsip matematika dan sains, menggunakan
kecerdasan dan imajinasinya yang sedang
berkembang, hidup dan bekerja secara serasi dengan orang-orang lain, semuanya
membutuhkan guru yang efektif agar dapat memiliki pengetahuan dan pengertian
mengenai isi mata
pelajaran dan pokok bahasan yang diajarkan, sebagaimana halnya kemampuan
mengelola kelas, menerangkan dengan jelas,
menayakan pertanyaan-pertanyaan yang bermutu dan tepat, dan memantau
serta menilai proses belajar.
Terdapat perpaduan
banyak faktor yang menuntut guru memiliki tingkat kemampuan profesional yang
lebih tinggi lagi. Ini termasuk pertumbuhan yang cepat dalam penguasaan
pengetahuan, berubahnya bukan hanya kaitan antara ketenagakerjaan dengan dunia
kerja, tetapi juga meningkanya tekanan umum untuk mempertanggungjawabkan segala
biaya pendidikan, pengembangan bentuk baru teknologi pendidikan dan informasi,
dan bertambah luasnya peranan guru, tanpa kecuali, untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya, termasuk mereka yang telah memperlihatkan keterampilan
pembelajaran yang tinggi di kelasnya.
Pada abad
kesembilan belas, lembaga pendidikan guru terkenal dengan nama ‘sekolah normal’,atas
dasar bahwa ada satu ‘norma’, atas dasar bahwa ada satu ‘norma’ tunggal yang
diakui oleh masayrakat, yang melandasi dan menjadi pegangan pendidikan guru.
Sekarang faktor yang disebutkan diatas membutuhkan tingkat-tingkat keterampilan,
pengertian, imajinasi, dan ketahanan dari guru-guru yang jauh melampaui ‘norma’
dan kemampuan mekanis yang diasah dan diasuh oleh sekolah normal abad yang
lalu.
Implikasinya bagi
guru-guru adalah jelas. Begitu banyak yang harus diketahui dan dimengerti, jadi
jika anda tidak dapat mengetahui segala sesuatu, anda harus mengetahui sesuatu.
Sehubungan dengan itu, banyak usaha yang dilakukan baik pada tingkat daerah
untuk menentukan isi pendidikan – apa yang harus dipelajari anak-anak pada
tingkat usia dan daerah tertentu – atau oleh guru-guru itu sendiri pada tingkat
daerah untuk menyusun program dan melaksanakan kurikulum yang memperhatikan
tahap perkembangan anak-anak serta sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan. Kedua, jika anda tidak dapat mengetahui atau mempelajari segala
sesuatu, anda harus bisa menemukan untuk anda sendiri, dan inilah sebabnya
mengapa proses belajar penting disamping isi pendidikan. Ketiga, oleh karena
murid-murid hanya dapat memperoleh sebagian kecil pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki manusia sekarang ini, guru-guru harus mengembangkan strategi
pembelajaran yang bukan hanya menyampaikan informasi, tetpi juga mendorong
anak-anak belajar mandiri dan sebagai anggota kelompok.
Warga negara pada
abad keduapuluh-satu akan bersedia dan berkeinginan untuk belajar sepanjang
hayatnya kalau saja mereka kita galakan dan beri haarapan dalam menatap masa
depan, bukan kita hardik dan patahkan semangatnya di sekolah. oleh karena itu,
kualitas hubungan pribadi antara guru dan peserta didik, adalah hasil langsung
keterampilan hubungan antara pribadi yang
5
diterapkan guru yang, yang biasanya
menciptakan suasana kelasnya, atau yang harus mengambil prakarsa untuk
memperbaiki
hubungan jika
seandainya terjadi hubungan yang tidak serasi. Pengertian pembelajaran efektif
yang hanya mencakup pengalihan pengetahuan merupakan pembelajaran yang tidak
memadai dalam konteks itu.
Selanjutnya pada
abad keduapuluh-satu banyak orang yang akan bekerja pada industri pelayanan,
dan yang lain akan menjalankan usaha-usaha kecil. Ini berarti bahwa banyak
orang yang tidak lagi bekerja dipabrik-pabrik dan akan berhubungan lebih dekat
dengan orang-orang lain dari pada dengan mesin, dan ini membutuhkan tingkat
imajinasi, sifat inventif, dorongan dan keterampilan hubungan antara pribadi
yang tinggi. Lagi pula, peletakan dasar yang sehat bagi kualitas tersebut dapat
dikembangkan pada sekolah-sekolah dasar yang baik, dan guru-guru yang memupuk
hubungan serupa itu haruslah diberi penghargaan.
Gur yang berupaya
mengajarkan pokok bahasan ‘serangga’ kepada SD lima puluh tahun lalu tidak akan
dibandingkan dengan orang lain kecuali dengan guru lain. Sekarang, dia akan
dibandingkan dengan penyaji-penyaji televisi terbaik di dunia, yang programnya
mengenai serangga diproduksi dengan biaya ratusan juta rupiah dan dapat merekam
program itu di alam yang kaya akan serangga. Bahkan jika kualitas pembelajaran
meningkat, boleh jadi peningkatan itu tidak seberapa atau tidak cukup cepat
untuk mengimbangi tuntutan terhadap guru yang terus meningkat.
Perdebatanumum
mengenai pembelajaran yang efektif sering terlalu disederhanakan dan
digambarkan sebagai perbedaan antara ‘tradisional’ lawan ‘progresif’, ‘formal’,
padahal realitas kehidupan kelas memperlihatkan bahwa banyak guru yang lebih
suka menggunakan metode campuran dari pada metode tunggal yang steorotip dan
kecendrungan sekarang adalah kepada guru-guru dianjurkan untuk menganalisa dan
menentukan strategi pembelajaran sendiri , dari pada hanya menjiplak metode
orang lain.
Terdapat sedikit
sekali perbedaan pendapat mengenai yang mendasaripembelajaran yang efekttif
dalam diskusi antara orang-orang diluar profesi dibandingkan dengan yang ada
dalam literatur penelitian dan evaluasi. Guru-guru yang baik, demikian anggapan
umum, sangat bersemangat dan bergairah, tertib, teguh, tetap adil, suka memberi
dorongan, menguasai bahan, dan peduli terhadap
kesejahteraan murid-muridnya. Hanya sedikit yang akan mempertahankan pendapat
sebaliknya; bahwa guru-guru yang baik kurang bersemangat, membosankan, tidak adil,
masa bodoh, dan tidak peduli terhadap murid-muridnya.
Ketika
penyelidikan mengenai pembelajaran mengenai diterjemahkan ke dalam istilah yang
lebih tepat sebagaimana dituntut ketentuan penelitian yang lebih ketat,
kesepakatan yang tadinya dicapai dengan mudah melalui percakapan biasa,
menguap. Salah satu hasil studi menemukan bahwa tidak ada kesepakatan yang
jelek antara para guru, orang tua murid dan pembina pendidikan mengenai peranan
yang harus dimainkan guru. Tetapi sungguhpun demikian ada satu hal yang patut
dipertimbangkan yaitu hasil pembelajaran. Jika suatu sekolah efektif, maka
barangkali semua atau sebagian besar guru yang bekerja di situ juga efektif.
Oleh karenanya, ini menimbulkan pertanyaan, seperti ‘Apa sesungguhnya dp
pelajari anak-anak?’ dan ‘Apa yang dikerjakan guru yang nampaknya membantu
murid-murid belajar?’
6
C. Cara Belajar yang
Efektif
efektif diperlukan
lingkungan fisik yang baik dan teratur, 1. Perlunya Bimbingan
Untuk memper
tinggi produksi, maka Miunsterberg dan Taylor mengadakan penyelidikan ilmiah
tentang cara-cara bekerja efisien. Efisien dalam industri telah banyak menjadi
kenyataan, sehingga pemborosan bahan dan waktu diperkecil sampai minimal.
Demikian pula
dalam hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tak efisien. Banyak siswa dan
atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya
karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka
kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajarannya.
Seperti diketahui,
belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil
belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar
berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan
memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini
tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan
menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercaai berkat usaha keras. Tanpa usaha tak
akan tercapai sesuatu.
Disamping memberi
petunjuk-petunjuktentang cara-cara belajar, baik pula siswa diawasi dan di
bimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara
belajar dipraktekan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
2. Kondisi dan
Strategi Belajar
Belajar yang
efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara
belajar yang efektif perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
a) Kondisi
Internal
yang dimaksudkan
dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada dalam diri siswa itu
sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.
Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat
dipenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus
dipenuhi yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan
kebrsamaan dan cinta, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualisation, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti,
dankebutuhan estetik.
b)Kondisi
Eksternal
yang dimaksudkan
dengan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia,
umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang
lain. Untuk dapat belajar yang misalnya:
- ruang belajar
harus bersih,tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran,
- ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat
mengganggu mata,
7
- cukup sarana yang diperlukan
untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.
c) Strategi
Belajar
belajar yang
efisien dapat dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang
tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal
mungkin.
Seorang yang
menyelidiki berbagai buku tentang cara-cara belajar yang baik mengumpulkan
berbagai macam petunjuk yang penting yaitu: keadaan jasmani, keadaan emosional
dan sosial, keadaan lingkungan, memulai belajar, membagi pekerjaan, adakan
kontrol, pupuk sikap optimis, waktu bekerja, buatlah suatu rencana kerja,
menggunakan waktu, belajar keras tidak merusak, cara mempelajari
buku,mempertinggi kecepatan membaca, jangan membaca belaka,
D. Prosedur
Pembelajaran yang Efektif
Agar memperoleh
hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar, peserta didik dan guru
dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagsi berikut:
·
Menciptakan
suasana proses belajar mengajar yang menyenagkan dan merangsang aktivitas proses belajar mengajar.
·
Mengoptimalkan
hasil belajar,melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil.
·
Mengerjakan
tugas dengan baik.
·
Merumuskan
tujuan pembelajaran secara nyata.
·
Melihat
kembali hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
·
Mencari
jalan keluar agar dalam proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif.
Proses
pembelajaran adalah suatu proses yang sulit apalagi di dalam pembelajaran itu
ada tujuan yang ingin dicapai. Karena dalam proses belajar mengajar itu tidak
hanya banyak kegiatan yang harus ditempuh dan dilakukan. Oleh sebab itu dalam
rangka memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran baik pendidik maupun
peserta didik perlu mengetahui, memahami dan terampil dalam melaksanakan
prosedur pembelajaran tersebut adalah :
Tahap
Pra Pembelajaran
Pada
tahap ini langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :
o
Menganalisis
materi belajar yang tersedia dengan mempertimbangkan aspek ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence) materi dikaitkan dengan tujuan belajar dan dampak iring (nurturant effects) yang hendak dicapai.
o
Menganalisis
potensi, pengalaman, dan kebutuhan peserta didik dikaitkan dengan tujuan yang
hendak dicapai dan materi yang harus dikuasai peserta didik.
o
Menganalisis
jenis kecakapan hidup yang dapat dipelajari secara langsung maupun tidak
langsung dari setiap materi belajar yang akan disajikan sesuai dengan ruang
lingkup dan urutan materi belajar yang tersedia.
o
Menganalisis
sumber-sumber belajar dan fasilitas pembelajaran yang tersedia atau yang dapat
disediakan untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
8
o
Berdasarkan
lagkah-langkah tersebut, selanjutnya disusun program pembelajaran untuk waktu
tertentu.
Tahap
Pelaksanaan pembelajaran
Langkah-langkah
yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran meliputi
rangkaian kegiatan berikut ini :
o
Membuka
kegiatan pembelajarn melalui appresepsi, yaitu mengaitkan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya dengan
pengalaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik.
o
Menjelaskan
program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik, yaitu menginformasikan
tujuan dan program pembelajaran yang dirancang guru pada tahap pra
pembelajaran.
o
Mengorganisasikan
pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik,termasuk mengatur waktu yang
dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran maupun mengorganisasikan peserta didik
dalam pembelajarannya (individual, kelompok atau klasikal).
o
Penyajian
bahan belajar dengan degan pendekatan pembelajaran yang sesuai (ekspositori,
inkuiri, eksperimen, atau discovery) melalui pemanfaatan sumber-sumber belajar
dan fasilitas belajar yang tersedia.
o
Memotivasi
kegiatan belajar peserta didik melalui penguatan, penjelasan, penghargaan,
ataupun apresepsi terhadap perilaku belajar peserta didik.
o
Melakukan
penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta didik berdasarkan analisis
aktual kondisi proses pembelajaran yang terjadi, agar kegiatan pembelajaran
lebih menyenagkan peserta didik.
Tahap
Penilaian Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan guru dalam penilaian proses pembelajaran meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
o Melakukan penilaian terhadap
proses belajar yang dilakukan peserta didik sesuai dengan prosedur yang
dirancang semula.
o Melakukan penilaian terhadap
hasil belajar yang dicapai peserta didik untuk mengukur ketercapaian
tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan serta dampak iringnya.
o Menganalisis hasil penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dikaitkan dengan tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
o Menggunakan hasil analisis terhadap
penilaian proses dan hasil belajar peserta
didik sebagai referensi peningkatan kualitas pembelajaran yang akan
dilaksanakan mendatang.
9
E.
Kriteria Pembelajaran yang Efektif
Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari cara mengajar dan peserta didik
belajar, sebab baik tidaknya hasil proses pembelajaran dapat dilihat dan
dirasakan oleh pendidik dan peserta didik sendiri. Proses belajar mengajar yag
dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik. Perubahan perilaku
ini menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Juga di dalam proses
pembelajaran peserta didik harus menunjukan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat kerja yang besar dan percaya pada diri sendiri. Untuk memperoleh hasil
seperti yang telah dikemukakan diatas, salah satu caranya adalah meningkatkan
kualitas belajar.
Untuk
kegitan proses pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan,
pendidik dan peserta didik perlu menggunakan cara-cara belajar yang efektif
pula. Sebenarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh keefektifan
dalam proses pembelajaran, yaitu dari memberikan informasi dan penjelasan,
memberikan tugas praktek dilaboratorium sampai dengan praktek di lapangan namun
apakah semua kegiatan itu efektif dilaksanakan oleh peserta didik dan
memperoleh hasil yang memuaskan tanpa mengetahui pembelajaran yang baik.
Agar
di dalam pembelajaran memperoleh hasil yang memuaskan dan memperoleh
kesuksesan, perlu memperhatikan sejumlah komponen seperti berikut :
ü Tujuan yang diharapkan merupakan
tugas, tuntutan atau kebutuhan yang harus diperoleh atau sistem nilai yang
harus nampak dalam perilaku dan merupakan karakteristik kepribadian peserta
didik dan seyogyanya diterjemahkan ke dalam perilaku dalam berbagai kegiatan
yang berencana dan dapat dievaluasi.
ü Dalam pembelajaran harus
mengembangkan peserta didik seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan, guna
mencapai tujuan.
ü Targat pembelajaran yang
ditetapkan dalam tujuan pembelajaran khusus tercapai minimum.
ü “Time of learning” siswa, dalam
arti waktu yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat
diselesaikan tepat atau bahkan kurang dari selruh waktu kegiatan pembelajaran.
ü Berkembangnya “coriusity” dan
merangsang peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai
tujuan-tujuan yang dikehendaki.
ü Kegiatan guru siswa mampu
menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk aktivitas belajar.
ü Pengembangan keterampilan peserta
didik sebagai hasil dari proses pembelajaran (learning skills development) yang semakin meningkat dan berkembang
secara baik dan wajar sesuai tujuan-tujuan pembelajaran.
10
F. Metode dan Model Pembelajaran Efektif
pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada peserta didik. Karena ia merupakan kunci sukses
untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi
bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu penting, maka menerapkan metode
yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar
mengajar akan berjalan menyenagkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah
beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa dipersiapkan untuk kita
lakukan sebagai calon guru SD.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan
bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan
metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1.
Siswa bebas
mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2.
Permainan
merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
3.
Guru dapat
mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
4.
Permainan
merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah
penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai
berikut:
1.
Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.
Berpikir dan
bertindak kreatif.
3.
Memecahkan
masalah yang dihadapi secara realistis
4.
Mengidentifikasi
dan melakukan penyelidikan.
5.
Menafsirkan
dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.
Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
7.
Dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
11
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1.
Beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2.
Memerlukan
alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu
tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT
yaitu:
1.
Penyajian
kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus
benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat
game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa
yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras
atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja
dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat
skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau
pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi
12
prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
masing-masing team akan mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan
informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru
membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat
orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan
setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan
dengan KD.
Langkah-langkah:
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD.
3.
Guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa
gambar.
4.
Melihat
gambar tersebut siswa menulis dalam kertas.
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6.
Mulai dari
komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
7.
Kesimpulan.
Kebaikan:
1.
Siswa lebih
kritis dalam menganalisa gambar.
2.
Siswa dapat
mengetahui dari materi berupa contoh gambar.
3.
Siswa diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1.
Tidak semua
materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2.
Memakan
waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di
Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study
sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam
mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan
menyelidiki/menguji praktek mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
13
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
Sejumlah
guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
1.
Perencanaan.
2.
Praktek
mengajar.
3.
Observasi.
4.
Refleksi/
kritikan terhadap pembelajaran.
5.
Salah satu
guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana
pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
6.
Guru yang
telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas
sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
7.
Guru-guru
lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan
rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
8.
Semua guru
dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama
mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan
langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
9.
Hasil pada
(5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan
seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
-
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan
olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
-
Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah
Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada
masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, dan pemecahan masalah.
4.
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5.
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka.
14
Kelebihan:
1.
Siswa
dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya
dengan baik.
2.
Dilatih
untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3.
Dapat
memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1.
Untuk siswa
yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2.
Membutuhkan
banyak waktu dan dana.
3.
Tidak semua
mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1.
Guru membagi
siswa untuk berpasangan.
2.
Guru
membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3.
Guru dan siswa
menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
4.
Pembicara
membacakan ringkasannya selengkap mungkin. Sementara pendengar menyimak.
5.
Bertukar
peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6.
Kesimpulan
guru.
7.
Penutup.
Kelebihan:
1.
Melatih
pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2.
Setiap siswa
mendapat peran.
3.
Melatih
keberanian siswa.
Kekurangan:
1.
Hanya
digunakan untuk mata pelajaran tertentu
2.
Hanya
dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya
sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan benar.
15
Langkah-langkah:
1.
Menyajikan
materi sebagai pengantar.
2.
Guru
menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
3.
Guru
menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang benar.
4.
Guru
menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
5.
Dari alasan
/ urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
6.
Kesimpulan /
rangkuman.
Kebaikan:
1.
Guru lebih
mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.
Melatih
berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu.
Numbered Heads together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar
dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara
acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
1.
Siswa dibagi
dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya.
4.
Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka.
5.
Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.
Kesimpulan.
Kelebihan:
·
Setiap siswa
menjadi siap semua.
·
Dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
·
Siswa yang
pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
·
Kemungkinan
nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
·
Tidak semua
anggota kelompok dipanggil oleh guru
16
G.
Kualitas Efektif Pendidik
Bagaimana juga
mutu kepribadian seseorang pembimbing jauh lebih penting dari pada teori,
konsep, dan metode yang dimilikinya. Pendidik sebagai pembimbing perlu
membangun diri yang sehat, ia juga harus mampu mengadakan relasi dengan
siapapun dan dalam kondisi apapun. Sebagaimana pendidik bersikap dan bertindak
dalam hubungannya dengan peserta didik, akan menentukan mutu relasi yang
dibangun dan juga hasil proses pendidikannya. Sebagai seorang pembimbing,
seorang pendidik, harus memiliki kualitas-kualitas antara lain sebagai berikut:
a. Berempati
berempati yang
dimaksudkan disini adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka
internal orang lain tanpa kehilangan identitas da obyektivitas dalam memandang
suatu permasalahan.
b. Penuh Perhatian dan Kehangatan
penuh perhatian dan kehangatan ini penting dalam rangka
pendekatan psikologis terhadap orang yang ditimbang .
c. Bersikap Terbuka
pembimbing sendiri harus memiliki sikap terbuka untuk
membuka diri terhadap orang yang dibimbingnya.
d. Menghargai dan Menghormati
pembimbing harus bersikap hormat dan menghargai terhadap
orang yang dibimbingnya.
H. Mengajar yang Efektif
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses
belajar. Tetapi proses belajar yang bagaimana? Dalam belajar, siswa menghendaki
hasil belajar yang efektif bagi dirinya untuk tuntutan itu guru harus membantu,
maka pada waktu guru mengajar juga harus efektif. Bagaimana mengajar yang
efektif itu?
Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa
belajar siswa yang efektif pula. Belajar disini pula. Belajar di sini adalah
suatu aktivitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Siswa berusaha
memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila seseorang memiliki motor skill atau mampu dapat menciptakan
puisi atau suatu simfoni, maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan
kesimpulan.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan
syarat-syarat yaitu belajar secara aktif, guru harus mampergunakan banyak
metode pada waktu mengajar, motivasi, kurikulum yang seimbang, guru perlu
mempertimbangkan perbedaan individual, guru perlu mempertimbangkan perbedaan
individual, guru akan mengajar efektif, pengaruh guru yang
1817
sugestif perlu diberikan pula kepada siswa, seorang guru yang
sugestif perlu diberikan pula kepada siswa, seorang guru harus memiliki
keberanian menghadapi siswa-siswanya, guru harus mampu menciptakan suasana yang
demokratis di sekolah, pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, semua
pelajaran yang diberkan pada siswa perlu diintegrasikan, pelajaran di sekolah
harus di hubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat, dalam interaksi
belajar mengajar, pengajaran remedial.
Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu
pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandangan ini mengatakan
bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal berikut yaitu:
penguasaan bahan pelajaran, cinta kepada yang diajarkan, pengalaman pribadi dan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa, variasi metode,seorang guru harus
menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan
pelajaran, bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual
dan dipersiapkan sebaik-baiknya, guru harus memberikan pujian, seorang guru
harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
1
1818
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada hakikatnya pembelajaran yang
efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil
yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif
mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka.
B. Saran
Untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka
guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut
secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif
dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti
lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang
memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya yang tersebut merupakan
usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang
kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan
maksimal.
19
DAFTAR
PUSTAKA
Rukamana A dan
Suryana A, (2006) Pengelola Kelas upi,
press, Bandung.
Di kutip dari halaman 11-15
Dunne R dan Wragg
T, (1996) Pembelajaran Efektif PT,
Gramedia, Widiasarana, Jakarta.
Di kutip dari
halaman 5-19
Slameto, (1995) Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Di kutip dari
halaman 73-92
R Theo, (2002)
Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan
Pribad, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Di kutip
dari halaman 37-40
Di akses
pada tanggal 03 Juni 2013, Jam 9:53:02
http://dedearip.blogspot.com/2013/02/hakikat-pembelajaran-efektif-belajar.html
Di akses pada
tanggal 16 Mei 2013, Jam 8:15:32
Di akses pada
tanggal 31 Mei 2013, Jam 21:15:48
Cara downloadnya gimana kk.. Mohon bantuannya
BalasHapus