Senin, 10 Oktober 2016

PENJELASAN DIMANA POSISI BULAN, MATAHARI DAN BUMI


Bulan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
     Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini berisi tentang satelit alami Bumi. Untuk bulan secara umum, lihat Satelit alami. Untuk penanggalan, lihat Bulan (penanggalan). Untuk kegunaan lain, lihat Bulan (disambiguasi).
Bulan yang berwarna merah dan jingga, terlihat dari Bumi saat gerhana Bulan, ketika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya[d][7] dan merupakan bulan terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya,[e] dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 181 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Yupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekat ditandai oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total. Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.[8]
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Mars bertubrukan dengan Bumi.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telah didarati oleh manusia. Program Luna Uni Soviet adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa nirawak pada tahun 1959; program Apollo NASA Amerika Serikat merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul, pembentukan struktur dalam, dan sejarah geologi Bulan.
Setelah misi Apollo 17 pada 1972, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, Jepang, Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan Badan Luar Angkasa Eropa telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan, yang turut bersumbangsih terhadap penemuan es air di kawah kutub Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi rover ke Bulan, yakni misi Lunokhod Soviet terakhir pada tahun 1973, dan misi berkelanjutan Chang'e 3 RRC, yang meluncurkan rover Yutu pada tanggal 14 Desember 2013.
Misi berawak ke Bulan di masa depan telah direncakan oleh berbagai negara, baik yang didanai oleh pemerintah atau swasta. Di bawah Perjanjian Luar Angkasa, Bulan tetap bebas dijelajahi oleh semua negara untuk tujuan damai.

dan etimologi[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Inggris, nama untuk satelit alami Bumi adalah moon.[9][10] Kata benda moon berasal dari kata moone (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata mone (1135), berasal dari kata bahasa Inggris Kuno mōna (sebelum 725). Sama halnya dengan semua kata kerabat dalam bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal dari bahasa Proto-Jermanik *mǣnōn.[11]
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern adalah lunar, berasal dari bahasa Latin Luna. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah selenic, dari bahasa Yunani Kuno Selene (Σελήνη), yang kemudian menjadi dasar penamaan selenografi.[12]



Posisi matahari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dua puluh empat) posisi Matahari
Nama Tionghoa
(二十四)節氣
(二十四)
[tampilkan]Transliterasi
Nama Jepang
(二十四)節気
(にじゅうし)せっき
[tampilkan]Transliterasi
Nama Korea
(이십사)절기
(二十四)節氣
[tampilkan]Transliterasi
Nama Vietnam
(24) tiết khí
Dalam kalender lunisolar Asia Timur, satu tahun dibagi menjadi 24 posisi Matahari (jieqi) berdasarkan pembagian ekliptika (lintasan yang dilalui matahari seperti terlihat dari bumi) menjadi 24 bagian dengan jarak 15°satu sama lainnya.[1] Dalam pembagian satu tahun menjadi 4 musim, setiap musim dibagi menjadi 6 posisi Matahari (qi, ) yang masing-masing lamanya 15 hari. Dari total 24 posisi Matahari, 12 posisi Matahari disebut zhongqi (中氣) dan 12 posisi Matahari disebut jieqi (節氣). Setiap posisi Matahari diberi nama yang melambangkan fenomena alam dan musim. Sistem ini diadopsi di Korea, Jepang, dan Vietnam dengan memakai istilah yang sama.
Musim
Bulan Imlek
Jieqi
Zhongqi
Musim semi
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Musim panas
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Musim gugur
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
Musim dingin
Bulan 10
Bulan 11
Bulan 12
Sistem 24 posisi Matahari dipakai sebagai pedoman untuk menyesuaikan kalender dengan pergerakan musim, termasuk penentuan bulan kabisat. Bulan diberi nomor urut mengikuti urutan zhongqi. Sebagai patokan adalah titik balik musim dingin (dongzhi) yang ditetapkan selalu pada bulan 11, dan ekuinoks musim semi yang selalu jatuh pada bulan 2.

Daftar isi

·       1 Bulan kabisat
·       2 Sejarah
·       4 Tradisi
·       5 Daftar 72 pentad
·       6 Referensi
·       7 Pranala luar

Bulan kabisat

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bulan kabisat
Antara jumlah hari dalam satu tahun kalender lunar dan jumlah hari dalam satu tahun kalender solar terdapat perbedaan sekitar 11,25 hari. Oleh karena itu, setiap 2 atau 3 tahun sekali perlu disisipkan satu bulan ekstra sebagai bulan kabisat (Hanzi tradisional: 閏月; Hanzi sederhana: ; pinyin: rùnyuè, bahasa Hokkien: lun gwee) agar Tahun Baru Imlek (bulan 1) selalu jatuh pada musim semi.
Bila ada bulan yang tidak bertepatan dengan salah satu zhongqi, maka bulan berikutnya adalah bulan kabisat, dan bulan baru ditunda hingga bulan kabisat selesai. Bulan kabisat diberi nama dengan menambah aksara (rùn) di depan nama bulan sebelumnya. Tahun 2009 misalnya, sesudah bulan 5 adalah bulan 5 kabisat (閏五月, pinyin: rùn wǔ yuè, bahasa Hokkien: lun go-gwee). Pada tahun yang memiliki bulan kabisat, 1 tahun terdiri dari 13 bulan.

Sejarah

Di Cina zaman kuno, tulang ramalan dipakai untuk mencatat musim semi (chūn, ) dan musim gugur (qiū, ).[2] Menurut tulang ramalan, orang Dinasti Shang menghitung 1 tahun terdiri dari 365 hari, dan 1 bulan sekitar 29 atau 30 hari.[1] Paling tidak sejak Zaman Musim Semi dan Gugur, orang di Cina sudah mengenal sistem empat musim yang lebih terinci berdasarkan perhitungan dua titik balik dan dua ekuinoks. Satu tahun dihitung dari titik balik musim dingin hingga titik balik musim dingin berikutnya. Sistem 24 posisi Matahari (jieqi) sudah dipakai dalam perhitungan kalender sejak Periode Negara Perang.[1]
Sejak 520 M,[2] sistem deskripsi musim 72 pentad ditambahkan ke dalam kalender resmi. Setiap posisi Matahari terdiri dari 3 pentad (lima harian, ; pinyin: hòu),[2] dan masing-masing pentad berlangsung selama 5 hari.

Daftar 24 posisi Matahari

Bujur
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Tionghoa ¹
Bahasa
Jepang
Bahasa
Korea ²
Bahasa
Vietnam
Tanggal ³
315°
立春
lìchūn
立春
risshun
입춘 (立春)
ipchun
Lập xuân
4 Februari
330°
雨水
yǔshuǐ
雨水
usui
우수 (雨水)
usu
Vũ thủy
19 Februari
345°
驚蟄 ()
jīngzhé
啓蟄
keichitsu
경칩 (驚蟄)
gyeongchip
Kinh trập
6 Maret
春分
chūnfēn
春分
shunbun
춘분 (春分)
chunbun
Xuân phân
21 Maret
15°
清明
qīngmíng
清明
seimei
청명 (清明)
cheongmyeong
Thanh minh
5 April
30°
穀雨 (谷雨)
gǔyǔ
穀雨
kokuu
곡우 (穀雨)
gogu
Cốc vũ
20 April
45°
立夏
lìxià
立夏
rikka
입하 (立夏)
ipha
Lập hạ
6 Mei
60°
小滿 ()
xiǎomǎn
小満
shōman
소만 (小滿)
soman
Tiểu mãn
21 Mei
75°
芒種 (芒种)
mángzhòng
芒種
bōshu
망종 (芒種)
mangjong
Mang chủng
6 Juni
90°
夏至
xiàzhì
夏至
geshi
하지 (夏至)
haji
Hạ chí
21 Juni
105°
小暑
xiǎoshǔ
小暑
shōsho
소서 (小暑)
soseo
Tiểu thử
7 Juli
120°
大暑
dàshǔ
大暑
taisho
대서 (大暑)
daeseo
Đại thử
23 Juli
135°
立秋
lìqiū
立秋
risshū
입추 (立秋)
ipchu
Lập thu
8 Agustus
150°
處暑 (处暑)
chǔshǔ
処暑
shosho
처서 (處暑)
cheoseo
Xử thử
23 Agustus
165°
白露
báilù
白露
hakuro
백로 (白露)
baekro
Bạch lộ
8 September
180°
秋分
qiūfēn
秋分
shūbun
추분 (秋分)
chubun
Thu phân
23 September
195°
寒露
hánlù
寒露
kanro
한로 (寒露)
hallo
Hàn lộ
8 Oktober
210°
霜降
shuāngjiàng
霜降
sōkō
상강 (霜降)
sanggang
Sương giáng
23 Oktober
225°
立冬
lìdōng
立冬
rittō
입동 (立冬)
ipdong
Lập đông
7 November
240°
小雪
xiǎoxuě
小雪
shōsetsu
소설 (小雪)
soseol
Tiểu tuyết
22 November
255°
大雪
dàxuě
大雪
taisetsu
대설 (大雪)
daeseol
Đại tuyết
7 Desember
270°
冬至
dōngzhì
冬至
tōji
동지 (冬至)
dongji
Đông chí
22 Desember
285°
小寒
xiǎohán
小寒
shōkan
소한 (小寒)
sohan
Tiểu hàn
6 Januari
300°
大寒
dàhán
大寒
daikan
대한 (大寒)
daehan
Đại hàn
20 Januari
1.     Hanzi sederhana dalam tanda kurung bila ada.
2.     Hanja dalam tanda kurung.
3.     Tanggal dapat berbeda kurang lebih 1 hari.



Penjelasan Tentang Pengertian Letak Astronomis Bumi
Setiap tempat yang ada di Bumi, pasti memiliki letak astronomisnya sendiri-sendiri. Namun, masih banyak orang yang belum begitu paham mengenai letak astronomis. Untuk itu, pada artikel ini Belajar Ilmu Geografi akan menjelaskan secara lengkap dan jelas. Pengertian letak astronomis itu sendiri adalah bentuk suatu titik koordinat yang terjadi karena suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur.
Pengertian garis lintang adalah garis-garis pararel pada bola bumi dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi, lintang utara (LU) berarti posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator (khatulistiwa), dan lintang selatan (LS) berarti posisi atau tempat yang terletak sebelah selatan ekuator. Dari jarak antar lintang tersebut diukur dengan satuan derajat. Lintang terendah adalah 0° (ekuator) dan linatng yang lintang tertinggi adalah 90° (kutub utara dan kutub selatan).
Sementara, yang dimaksud dengan garis bujur (meridian) adalah garis-garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Posisinya tegak lurus terhadap garis lintang. Pada umumnya semua meridian berbentuk setengah lingkaran besar. Sama seperti garis lintang, jarak garis bujur pun diukur dengan satuan derajat. Banyak sekali garis bujur yang dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat maka, dibuat tiap 15°.
Untuk Indonesia sendiri, letak astronomisnya terhadap gari lintang adalah 6° LU – 11° LS. Sementara, letaknya terhadap garis bujur adalah 95° BT – 141° BT. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian letak astronomis dan maksudnya, mari kita simak penjelasan di bawah ini:
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis. Daerah iklim tropis terdapat di antaranya 23,5° LU atau tropic of Cancer, dan 23,5° LS atau tropic of Capricorn. Hal ini lah yang menjadikan temperature Indonesia cukup tinggi, yaitu antara 26° – 28° C. Curah hujan pun cukup banyak, antara 700 – 7.000 mm/tahun. Selain itu, proses pelapukan juga cukup cepat. Iklim tropis pun juga menyebabkan terdapatnya berbagai jenis spesies hewan dan tumbuhan di Indonesia.
Letak astronomis terhadap garis bujur mempengaruhi suatu lokasi dari segi waktu. Karena letaknya terhadap garis bujur cukup lebar (yaitu sekitar 46°), maka Indonesia memiliki 3 daerah waktu yang berbeda. Pembagian daerah waktu tersebut pertama kali ditetapkan pada 1 Januari 1964. Namun, pada 1 Januari 1988, di Indonesia telah diberlakukan pembagian daerah waktu yang baru. Setelah berlakunya pembagian daerah yang baru ini, terjadi pergeseran waktu di beberapa tempat.

Berikut juga pembagian daerah waktu di Indonesia sekarang ini :
·       Daerah waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
WIB berdasarkan meridian pangkal 105 BT. Meliputi seluruh provinsi di Sumatra, di Jawa, Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah (selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich)
·       Daerah waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
WITA berdasarkan meridian pangkal 120 BT, meliputi seluruh provinsi di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan seluruh provinsi di Sulawesi (selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich)
·       Daerah waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
WIT berdasarkan meridian pangkal 135 BT, meliputi seluruh provinsi di Irian Jaya (papua), Maluku, dan Maluku Utara ( selisih waktu 9 jam lebih awal dari waktu Greenwich)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar