Bulan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini berisi tentang satelit alami Bumi. Untuk bulan secara umum,
lihat Satelit
alami. Untuk
penanggalan, lihat Bulan
(penanggalan). Untuk
kegunaan lain, lihat Bulan
(disambiguasi).
Bulan yang berwarna merah dan jingga, terlihat dari Bumi saat gerhana Bulan, ketika Bumi berada di antara Bulan dan
Matahari.
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya[d][7] dan merupakan bulan terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga
merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya,[e] dengan diameter 27%,
kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di
antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Yupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang
selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekat ditandai oleh mare vulkanik gelap yang
terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan
adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak
sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih
tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan
fasenya yang teratur telah
memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi
Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini
adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran
Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga
memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total. Jarak linear
Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun,
meskipun laju ini tidak konstan.[8]
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun
yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah
hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini
menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah
sebuah benda langit seukuran Mars bertubrukan dengan Bumi.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang
telah didarati oleh manusia. Program Luna Uni Soviet adalah wahana
pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa nirawak pada tahun 1959; program Apollo NASA Amerika Serikat merupakan misi luar
angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai
dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit Bulan
pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun
1969 dan 1972, yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke
Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang digunakan
untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul,
pembentukan struktur dalam, dan sejarah geologi Bulan.
Setelah misi Apollo 17 pada 1972, Bulan
hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada
umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, Jepang, Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan Badan Luar Angkasa Eropa telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan,
yang turut bersumbangsih terhadap penemuan es air di kawah kutub
Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi rover ke Bulan, yakni misi Lunokhod Soviet terakhir pada
tahun 1973, dan misi berkelanjutan Chang'e 3 RRC, yang
meluncurkan rover Yutu pada tanggal 14 Desember 2013.
Misi berawak ke Bulan di masa depan telah direncakan oleh
berbagai negara, baik yang didanai oleh pemerintah atau swasta. Di bawah Perjanjian Luar Angkasa, Bulan tetap bebas dijelajahi oleh semua
negara untuk tujuan damai.
dan etimologi[sunting | sunting sumber]
Dalam bahasa Inggris, nama untuk satelit
alami Bumi adalah moon.[9][10] Kata benda moon
berasal dari kata moone (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata mone
(1135), berasal dari kata bahasa Inggris Kuno mōna (sebelum 725). Sama halnya dengan semua kata
kerabat dalam bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal dari bahasa Proto-Jermanik *mǣnōn.[11]
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern
adalah lunar, berasal dari bahasa Latin Luna. Sebutan
lainnya yang kurang umum adalah selenic, dari bahasa Yunani Kuno Selene
(Σελήνη), yang kemudian menjadi dasar penamaan selenografi.[12]
Posisi matahari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dua puluh empat) posisi Matahari
|
||
Nama Tionghoa
|
||
(二十四)節氣
|
||
(二十四)节气
|
||
|
||
Nama Jepang
|
||
(二十四)節気
|
||
(にじゅうし)せっき
|
||
|
||
Nama Korea
|
||
(이십사)절기
|
||
(二十四)節氣
|
||
|
||
Nama Vietnam
|
||
(24) tiết khí
|
Dalam kalender lunisolar Asia
Timur,
satu tahun dibagi menjadi 24 posisi Matahari (jieqi)
berdasarkan pembagian ekliptika (lintasan yang
dilalui matahari seperti terlihat
dari bumi) menjadi 24 bagian
dengan jarak 15°satu sama lainnya.[1] Dalam pembagian satu
tahun menjadi 4 musim, setiap musim dibagi
menjadi 6 posisi Matahari (qi, 氣) yang masing-masing lamanya 15 hari. Dari total 24
posisi Matahari, 12 posisi Matahari disebut zhongqi (中氣) dan 12 posisi Matahari disebut jieqi
(節氣). Setiap posisi
Matahari diberi nama yang melambangkan fenomena alam dan musim. Sistem ini diadopsi di Korea, Jepang, dan Vietnam dengan memakai
istilah yang sama.
Musim
|
Bulan Imlek
|
Jieqi
|
Zhongqi
|
Musim semi
|
Bulan 1
|
||
Bulan 2
|
|||
Bulan 3
|
|||
Musim panas
|
Bulan 4
|
||
Bulan 5
|
|||
Bulan 6
|
|||
Musim gugur
|
Bulan 7
|
||
Bulan 8
|
|||
Bulan 9
|
|||
Musim dingin
|
Bulan 10
|
||
Bulan 11
|
|||
Bulan 12
|
Sistem 24 posisi Matahari dipakai sebagai pedoman untuk
menyesuaikan kalender dengan pergerakan musim, termasuk penentuan bulan kabisat. Bulan diberi nomor urut mengikuti urutan zhongqi. Sebagai patokan
adalah titik balik musim dingin (dongzhi) yang ditetapkan selalu pada
bulan 11, dan ekuinoks musim semi yang selalu jatuh pada bulan 2.
Daftar isi
Bulan kabisat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bulan kabisat
Antara jumlah hari dalam satu tahun kalender lunar dan
jumlah hari dalam satu tahun kalender solar terdapat perbedaan sekitar 11,25
hari. Oleh karena itu, setiap 2 atau 3 tahun sekali perlu disisipkan satu bulan ekstra sebagai bulan kabisat (Hanzi tradisional: 閏月; Hanzi sederhana: 闰月; pinyin: rùnyuè, bahasa Hokkien: lun gwee)
agar Tahun Baru Imlek (bulan 1) selalu jatuh pada musim semi.
Bila ada bulan yang tidak bertepatan dengan salah satu zhongqi,
maka bulan berikutnya adalah bulan kabisat, dan bulan baru ditunda hingga bulan
kabisat selesai. Bulan kabisat diberi nama dengan menambah aksara 闰 (rùn) di depan nama
bulan sebelumnya. Tahun 2009 misalnya, sesudah
bulan 5 adalah bulan 5 kabisat (閏五月, pinyin: rùn wǔ yuè, bahasa Hokkien: lun go-gwee).
Pada tahun yang memiliki bulan kabisat, 1 tahun terdiri dari 13 bulan.
Sejarah
Di Cina zaman kuno, tulang ramalan dipakai untuk
mencatat musim semi (chūn, 春)
dan musim gugur (qiū, 秋).[2] Menurut tulang
ramalan, orang Dinasti Shang menghitung 1 tahun terdiri dari 365 hari, dan 1 bulan
sekitar 29 atau 30 hari.[1] Paling tidak sejak Zaman Musim Semi dan Gugur, orang di Cina sudah mengenal sistem empat
musim yang lebih terinci berdasarkan perhitungan dua titik balik dan dua ekuinoks. Satu tahun dihitung
dari titik balik musim dingin hingga titik balik musim dingin berikutnya.
Sistem 24 posisi Matahari (jieqi) sudah dipakai dalam perhitungan
kalender sejak Periode Negara Perang.[1]
Sejak 520 M,[2] sistem deskripsi
musim 72 pentad ditambahkan ke dalam kalender resmi. Setiap posisi Matahari
terdiri dari 3 pentad (lima harian, 候; pinyin: hòu),[2] dan masing-masing
pentad berlangsung selama 5 hari.
Daftar 24 posisi Matahari
Bujur
|
Bahasa
Indonesia |
Bahasa
Tionghoa ¹ |
Bahasa
Jepang |
Bahasa
Korea ² |
Bahasa
Vietnam |
Tanggal ³
|
315°
|
立春
lìchūn |
立春
risshun |
입춘 (立春)
ipchun |
Lập xuân
|
4 Februari
|
|
330°
|
雨水
yǔshuǐ |
雨水
usui |
우수 (雨水)
usu |
Vũ thủy
|
19 Februari
|
|
345°
|
驚蟄
(惊蛰)
jīngzhé |
啓蟄
keichitsu |
경칩 (驚蟄)
gyeongchip |
Kinh trập
|
6 Maret
|
|
0°
|
春分
chūnfēn |
春分
shunbun |
춘분 (春分)
chunbun |
Xuân phân
|
21 Maret
|
|
15°
|
清明
qīngmíng |
清明
seimei |
청명 (清明)
cheongmyeong |
Thanh minh
|
5 April
|
|
30°
|
穀雨
(谷雨)
gǔyǔ |
穀雨
kokuu |
곡우 (穀雨)
gogu |
Cốc vũ
|
20 April
|
|
45°
|
立夏
lìxià |
立夏
rikka |
입하 (立夏)
ipha |
Lập hạ
|
6 Mei
|
|
60°
|
小滿
(小满)
xiǎomǎn |
小満
shōman |
소만 (小滿)
soman |
Tiểu mãn
|
21 Mei
|
|
75°
|
芒種 (芒种)
mángzhòng |
芒種
bōshu |
망종 (芒種)
mangjong |
Mang chủng
|
6 Juni
|
|
90°
|
夏至
xiàzhì |
夏至
geshi |
하지 (夏至)
haji |
Hạ chí
|
21 Juni
|
|
105°
|
小暑
xiǎoshǔ |
小暑
shōsho |
소서 (小暑)
soseo |
Tiểu thử
|
7 Juli
|
|
120°
|
大暑
dàshǔ |
大暑
taisho |
대서 (大暑)
daeseo |
Đại thử
|
23 Juli
|
|
135°
|
立秋
lìqiū |
立秋
risshū |
입추 (立秋)
ipchu |
Lập thu
|
8 Agustus
|
|
150°
|
處暑 (处暑)
chǔshǔ |
処暑
shosho |
처서 (處暑)
cheoseo |
Xử thử
|
23 Agustus
|
|
165°
|
白露
báilù |
白露
hakuro |
백로 (白露)
baekro |
Bạch lộ
|
8 September
|
|
180°
|
秋分
qiūfēn |
秋分
shūbun |
추분 (秋分)
chubun |
Thu phân
|
23 September
|
|
195°
|
寒露
hánlù |
寒露
kanro |
한로 (寒露)
hallo |
Hàn lộ
|
8 Oktober
|
|
210°
|
霜降
shuāngjiàng |
霜降
sōkō |
상강 (霜降)
sanggang |
Sương giáng
|
23 Oktober
|
|
225°
|
立冬
lìdōng |
立冬
rittō |
입동 (立冬)
ipdong |
Lập đông
|
7 November
|
|
240°
|
小雪
xiǎoxuě |
小雪
shōsetsu |
소설 (小雪)
soseol |
Tiểu tuyết
|
22 November
|
|
255°
|
大雪
dàxuě |
大雪
taisetsu |
대설 (大雪)
daeseol |
Đại tuyết
|
7 Desember
|
|
270°
|
冬至
dōngzhì |
冬至
tōji |
동지 (冬至)
dongji |
Đông chí
|
22 Desember
|
|
285°
|
小寒
xiǎohán |
小寒
shōkan |
소한 (小寒)
sohan |
Tiểu hàn
|
6 Januari
|
|
300°
|
大寒
dàhán |
大寒
daikan |
대한 (大寒)
daehan |
Đại hàn
|
20 Januari
|
3. Tanggal dapat berbeda kurang lebih 1 hari.
Penjelasan
Tentang Pengertian Letak Astronomis Bumi
Setiap tempat yang ada di Bumi, pasti memiliki letak
astronomisnya sendiri-sendiri. Namun, masih banyak orang yang belum begitu
paham mengenai letak astronomis. Untuk itu, pada artikel ini Belajar
Ilmu Geografi akan menjelaskan secara lengkap dan jelas. Pengertian
letak astronomis itu sendiri adalah bentuk suatu titik koordinat yang terjadi
karena suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur.
Pengertian garis lintang adalah garis-garis pararel
pada bola bumi dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi, lintang utara (LU) berarti
posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator (khatulistiwa), dan
lintang selatan (LS) berarti posisi atau tempat yang terletak sebelah selatan
ekuator. Dari jarak antar lintang tersebut diukur dengan satuan derajat.
Lintang terendah adalah 0° (ekuator) dan linatng yang lintang tertinggi adalah
90° (kutub utara dan kutub selatan).
Sementara, yang dimaksud dengan garis bujur (meridian)
adalah garis-garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Posisinya
tegak lurus terhadap garis lintang. Pada umumnya semua meridian berbentuk
setengah lingkaran besar. Sama seperti garis lintang, jarak garis bujur pun
diukur dengan satuan derajat. Banyak sekali garis bujur yang dapat ditarik,
namun agar tidak terlalu rapat maka, dibuat tiap 15°.
Untuk Indonesia sendiri, letak astronomisnya terhadap gari lintang adalah 6° LU – 11° LS. Sementara, letaknya terhadap garis bujur adalah 95° BT – 141° BT. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian letak astronomis dan maksudnya, mari kita simak penjelasan di bawah ini:
Untuk Indonesia sendiri, letak astronomisnya terhadap gari lintang adalah 6° LU – 11° LS. Sementara, letaknya terhadap garis bujur adalah 95° BT – 141° BT. Untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian letak astronomis dan maksudnya, mari kita simak penjelasan di bawah ini:
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak di daerah
iklim tropis. Daerah iklim tropis terdapat di antaranya 23,5° LU atau
tropic of Cancer, dan 23,5° LS atau tropic of Capricorn. Hal ini lah yang
menjadikan temperature Indonesia cukup tinggi, yaitu antara 26° –
28° C. Curah hujan pun cukup banyak, antara 700 – 7.000 mm/tahun. Selain
itu, proses pelapukan juga cukup cepat. Iklim tropis pun juga menyebabkan
terdapatnya berbagai jenis spesies hewan dan tumbuhan di Indonesia.
Letak astronomis terhadap garis bujur mempengaruhi
suatu lokasi dari segi waktu. Karena letaknya terhadap garis bujur cukup lebar
(yaitu sekitar 46°), maka Indonesia memiliki 3 daerah waktu yang berbeda.
Pembagian daerah waktu tersebut pertama kali ditetapkan pada 1 Januari 1964.
Namun, pada 1 Januari 1988, di Indonesia telah diberlakukan pembagian daerah
waktu yang baru. Setelah berlakunya pembagian daerah yang baru ini, terjadi
pergeseran waktu di beberapa tempat.
Berikut juga pembagian daerah waktu di Indonesia sekarang ini :
Berikut juga pembagian daerah waktu di Indonesia sekarang ini :
·
Daerah waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
WIB
berdasarkan meridian pangkal 105 BT. Meliputi seluruh provinsi di Sumatra, di
Jawa, Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah (selisih waktu 7 jam
lebih awal dari waktu Greenwich)
·
Daerah waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
WITA
berdasarkan meridian pangkal 120 BT, meliputi seluruh provinsi di Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan seluruh provinsi di Sulawesi
(selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich)
·
Daerah waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
WIT
berdasarkan meridian pangkal 135 BT, meliputi seluruh provinsi di Irian Jaya
(papua), Maluku, dan Maluku Utara ( selisih waktu 9 jam lebih awal dari waktu
Greenwich)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar